Kopenhagen (ANTARA News) - Lebih dari setengah dari sekitar 400 tentara Denmark di Irak selatan meningggalkan negara terkoyak perang itu, demikian keterangan pasukan pertahanan Denmark, Kamis. Denmark mulai menyiapkan penarikan tentara tersebut pada Juni sesudah pemerintah Irak menyatakan siap mengambilalih keamanan. Penarikan itu jauh lebih cepat dari rencana dan karena tugas satuan itu selesai, tidak perlu mempertahankan mereka di Irak, kata juru bicara militer, Jes Rasmussen, kepada penyiaran Denmark, DR. Sekitar 150 tentara masih di Irak, sementara sebagian besar lain berada di negara tetangganya, Kuwait. Rasmussen menyatakan mungkin kebanyakan tentara sisa keluar Irak pada pekan mendatang. Sementara itu, Denmark merencanakan menempatkan sekitar 50 tentara dan empat helikopter untuk penerbangan pengintaian, angkut dan tugas lain di Irak selatan sampai ahir tahun ini. Secara keseluruhan, tujuh prajurit Denmark tewas di Irak sejak Kopenhagen mengirim pasukan ke negara tersebut pada Agustus 2003 setelah serbuan pimpinan Amerika Serikat ke Irak untuk menumbangkan pemerintah Presiden Saddam Hussein. Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen memgumumkan pada Februari bahwa negara Skandinavia itu akan menarik 430 prajuritnya di Basra utara pada Agustus tahun ini. Pasukan Denmark di Irak selatan mulai mengemas perlengkapan dan perbekalan dalam persiapan penarikannya pada Agustus saat Bagdad mengambilalih tanggungjawab keamanan, kata berita ahir Juni. Sekitar 560 peti kemas dan 276 kendaraan tentara diangkut mulai 5 Juli dari perkemahan Denmark di dekat Basra di Irak selatan. Pengapalan terahir dijadwalkan 10 Agustus. "Itu tugas sangat besar," kata Kolonel Kim Petersen, perwira pemimpin di perkemahan tersebut, kepada kantor berita Denmark Ritzau. Sekitar 400 tentara Denmark akan pergi dalam tiga tahap mulai 1 Agustus dengan kelompok terahir pergi pada 18 Agustus. Beberapa perlengkapan mungkin bisa ditempatkan di Afganistan, tempat Denmark menyatakan akan menambah tentaranya dari kira-kira 450 orang menjadi 650 pada musim gugur ini. Keputusan penempatan kembali itu didukung pemerintah dan partai utama lawan. Gerilyawan Syiah tengah Mei menyerang pasukan Denmark di kota Basra, Irak selatan, menewaskan seorang prajurit dan mengakibatkan sebuah kendaraan lapis baja pengangkut tentara terbakar. Jurubicara tentara Denmark di Kopenhagen memastikan bahwa seorang prajurit tewas dan lima lagi cedera sesudah kendaraan mereka terkena ledakan bom jalanan. Penduduk setempat berkumpul di sekitar kendaraan terbakar itu, bersorak-sorai dan menari-nari, dengan salah seorang dari mereka mengacung-acungkan helm tentara, yang hangus. Sejumlah warga menyatakan iringan itu diserang sebuah bom dan tembakan senapan otomatis. Serangan itu terjadi sekitar pukul 13.00 waktu setempat (pukul 16.00 WIB). Pasukan Inggris, yang ditempatkan di Basra, segera bergerak membantu prajurit Denmark itu. Tidak ada korban di pihak pasukan Inggris dan keadaan terkendali dalam waktu tiga jam, kata Mayor David Gell. Penduduk setempat mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP, penyerang adalah anggota pejuang tentara Mahdi pimpinan ulama garis keras Syiah Moqtada Sadr. Serangan itu terjadi sehari sebelum parlemen Denmark membahas penarikan sebagian besar pasukan negara tersebut di Irak, yang terutama ditempatkan di sekitar Basra di bawah kepemimpinan Inggris, demikian laporan DPA. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007