Kuala Lumpur (ANTARA News) - Para wanita Malaysia yang dihianati oleh suami mereka kini semakin banyak yang memiliki "affairs" atau hubungan dengan pria lain, sementara dikalangan para suami semakin banyak pula yang meminta tes genetik bagi bayi yang baru dilahirkan, demikian dikabarkan oleh sebuah media massa setempat Rabu. Para tenaga dari lembaga penasihat perkawinan melaporkan adanya kenaikan jumlah wanita bekerja (wanita karir) yang meminta bantuan tenaga profesional untuk menyelesaikan masalah rumah tangga mereka yang disebabkan perselingkuhan yang dilakukan oleh para suami mereka atau datang meminta bantuan atas kejadian kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh pasangan hidup mereka, demikian dilaporkan oleh harian the New Strait Times. "Kebanyakan diantara mereka meminta bantuan dari tenaga profesional dari Lembaga Penasihat Perkawinan karena sakit hati dihianati oleh suami mereka," kata Paul Jambunathan seorang psikolog yang menjadi tenaga konsultan pada Universitas International Medical. Paul Jambunathan mengatakan bahwa jumlah wanita yang memiliki hubungan istimewa dengan pria lain juga meningkat dalam sepuluh tahun terakhir. "Sebagian dari para wanita yang menikah mengeluhkan adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suami mereka," katanya. "Pada masa kini kaum wanita menjadi lebih sadar akan apa yang menjadi hak mereka, sebagian lagi bahkan tidak merasa takut untuk meminta bercerai dari suami mereka yang gemar berselingkuh." Jumlah pasangan yang bercerai meningkat menjadi tiga kali lipat menjadi 9.919 kasus pada tahun 2005 dari 3.219 kasus pada tahun sebelumnya dan kembali menurun pada tahun 2006 menjadi 5.748 kasus. Bersamaan itu pula jumlah para suami yang merasa kurang yakin akan para bayi mereka yang baru dilahirkan juga meningkat terlihat dari jumlah suami yang meminta tes genetik, dari 20 kasus pada tahun 2004 menjadi hampir mencapai 50 kasus pada tahun lalu . Mayoritas jumlah wanita Malaysia yang menjadi orang tua tunggal akibat KDRT tercatat 700 ribu pada tahun lalu, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007