Kediri (ANTARA News) - Atlet-atlet junior Indonesia gagal mematahkan dominasi China setelah menyerah dengan skor 0-3 di Babak 8 Besar Kejuaraan Tenis Meja Junior Asia di Hoengseong, Korea Selatan. Melalui sambungan internasional dari Hoengseong, pelatih tim tenis meja junior Indonesia, Ali Hasibuan, kepada ANTARA di Kediri, Jawa Timur, Kamis melaporkan, Gilang Maulana sempat memberikan perlawanan sengit saat turun di partai pertama melawan atlet terbaik China, Chen Hao. "Gilang sempat menyamakan kedudukan 2-2 (11-7;5-11;5-11;11-6), namun di set penentuan harus mengakui kemampuan teknik dan pengalaman Chen Hao sebagai atlet unggulan, sehingga dia kalah 6-11," ujarnya. Sementara di partai kedua, Ficky Supit Santoso menyerah di tangan Li Yang dengan skor 0-3 (5-11;4-11;13-15). Nasib sama juga dialami Ahmad Ma`rufin yang turun di partai ketiga setelah kalah dari Lui Qing Lei dengan skor 0-3 (2-11;9-11;3-11). Langkah Indonesia untuk bisa melaju ke Babak 8 Besar ini tertatih-tatih setelah di pertandingan pertama menyerah di tangan Hongkong dan Taiwan. Namun Gilang dan kawan-kawan berhasil menjungkalkan lawan-lawannya di Grup B, yakni Macao, Arab Saudi, dan Kazakhstan, masing-masing dengan skor 3-0. "Sayang ketika kita lolos ke Babak 8 Besar, lawan pertama yang harus kami hadapi adalah tim raksasa China, sehingga tidak bisa maju ke Babak 4 Besar," kata Ali Hasibuan. Walau begitu, tambah dia, anak asuhnya masih berpeluang merebut peringkat lima hingga delapan, meski harus bertemu lagi dengan Hongkong. Pada penyisihan Grup B, Rabu (26/7) lalu, Gilang dan kawan-kawan kalah tipis 2-3 dari Hongkong. "Mudah-mudahan besok kita bisa membalas kekalahan sebelumnya," ujarnya berharap. Jika mampu mengalahkan Hongkong, maka lawan Indonesia berikutnya antara India dan Vietnam yang akan bertanding dalam waktu bersamaan saat Indonesia melawan Hongkong. Ali Hasibuan menyatakan, kondisi anak asuhnya siap tempur dan tidak ada gangguan kesehatan yang berarti meski cuaca di Hoengseong lebih dingin ketimbang Kediri. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007