"Potensi bisnis dengan Indonesia memikat perhatian pengunjung pameran, khususnya pengusaha sektor maritim setempat maupun dari berbagai negara," kata Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Puluhan pengunjung mendatangi stan Indonesia, khususnya terjadi saat acara "happy hour" berlangsung yang dimulai dengan penampilan tarian Bali yang memukau para hadirin.
Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan informasi oleh Carmelita Hartoto tentang perkembangan sektor perkapalan Indonesia. Pada sesi ini, perhatian khususnya diberikan dari para pelaku usaha maritim baik dari Yunani maupun negara lainnya.
"Yunani memiliki armada kapal terbesar di dunia. Karenanya Indonesia perlu menjajaki kerjasama dengan Yunani dalam rangka mewujudkan misi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Potensi kerjasama tersebut antara lain di sektor perbaikan kapal dan angkutan laut antar pulau," ungkap Duta Besar RI untuk Yunani Ferry Adamhar.
Setelah Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras di hari pertama (Senin, 4/6) hadir ke stand Indonesia, kali ini beberapa pelaku usaha asal Yunani mendatangi stand Indonesia dan berbincang dengan Duta Besar Ferry Adamhar dan Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto.
Salah satu pelaku usaha Yunani yang menaruh perhatian dengan menghadriri "happy hour" adalah Chris Kontoveros, merupakan pemilik salah satu perusahaan makanan laut beku ternama Yunani, yang selama ini juga menjadi importir utama cumi beku dari Indonesia.
Beberapa pengusaha lain yang juga menaruh perhatian pada stan Indonesia itu bergerak di berbagai bidang, seperti maritim, migas, dan perusahaan pengangkutan mobil internasional.
Potensi kerja sama sektor maritim antara Indonesia dan Yunani cukup terbuka, terlebih Presiden Joko Widodo mencanangkan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
Tentunya kerja sama dengan pemain utama perkapalan dunia akan menunjang terealisasinya Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018