Pekanbaru (ANTARA News) - Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Riau menyiapkan jalur alternatif di setiap jalur mudik yang berbatasan dengan tiga provinsi tetangga, yakni Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Jambi.
Direktur Lalu Lintas Polda Riau, Kombes Pol Rudi Syarifudin di Pekanbaru, Jumat, menjelaskan pihaknya menyiapkan sedikitnya sembilan jalur alternatif apabila terjadi penumpukan kendaraan atau bencana alam.
"Fokus kita yang paling utama itu ke Sumatera Barat, karena dari tahun-tahun sebelumnya pemudik menuju ke Sumatera Barat jauh lebih tinggi dibanding daerah lainnya," kata Rudi.
Peraih pin emas dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian atas prestasinya menembak mati tiga teroris beberapa waktu lalu itu merincikan, Polda Riau menyiapkan lima jalur alternatif menuju Sumatera Barat.
Jalur alternatif itu terdiri dari empat via lintas Barat dan satu via lintas tengah. Untuk lintas barat, empat jalur alternatif itu terdiri dari jalur Simpang Sungai Pinang.
"Jalur itu disiapkan apabila terjadi kemacetan dari Sumbar ke Pekanbaru dialihkan melalui Sungai Pinang-Pantai Cermin-Garuda Sakti," ujarnya.
Kemudian turut disiapkan jalur alternatif 20 km melalui Simpang Kambing-Desa Terantang-Simpang Kualu-Pekanbaru.
Sementara itu, guna mengantisipasi bencana longsor di tiga titik potensi bencana yakni KM 79, 80 dan 81, maka kendaraan dapat melintasi via Simpang Pulau Gadang menujui Desa Silam, Bangkinang Barat.
"Kemudian bila longsor terjadi di KM 90, atau wilayah Pangkala Sumbar hanya dapat dilintasi melalui jalur lintas tengah. Kiliran Jao, Lubuk Jambi, Kuansing, Muara Lembu dan ke Teratak Buluh," jelasnya.
Selain itu, Polisi juga menyiapkan tiga jalur alternatif dari Pekanbaru menuju Sumatera Utara, serta jalur alternatif menuju Jambi.
Polda Riau sebelumnya menyatakan telah menyiagakan 1.399 personel dan membentuk 56 pos pelayanan serta pos pengamanan guna mengamankan jalur mudik dalam Operasi Ketupat Muara Takus 2018.
"Total personel kita 1.399 orang. (Ditambah) dari Dinas atau unsur instansi lainnya menjadi 1.907 orang," kata Kepala Kepolisian Daerah Riau, Inspektur Jenderal Nandang.
Nandang mengatakan seluruh personel gabungan tersebut mulai bertugas menjalankan Operasi Ketupat Muara Takus berlangsung mulai 7 Juni 2018 hingga 18 hari mendatang.
Dalam kegiatan gelar pasukan itu, Nandang mengakui akan adanya potensi ancaman terorisme, seperti yang terjadi dan terungkap di Provinsi Riau beberapa waktu terakhir.
Untuk itu, dalam Operasi Ketupat Muara Takus 2018 dirinya menekankan kepada seluruh kepala Satuan wilauyah untuk terus melakukan deteksi intelijen.
"Kasatwil juga harus mampu melakukan penegakan hukum secara tegas, melalui peran satgas anti teror," katanya.
Baca juga: Mudik lewat jalur darat di Riau turun sekitar 7 persen
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018