Dili (ANTARA News) - Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta, Kamis, meminta Perdana Menteri Australia John Howard yang saat ini berkunjung ke Dili untuk tetap mempertahankan pasukan perdamaian Australia di negara itu hingga 2008. "Saya katakan kepada PM Howard bahwa saya ingin melihat ISF (Pasukan Stabilitabilisasi Internasional) tetap bertahan sedikitnya hingga akhir 2008 karena kami baru mulai mengorganisasi kembali polisi dan pasukan Timor Leste," kata Horta. "Mereka baru mulai memodernisasi, karena itu akan sulit bagi negara ini untuk memelihara keamanannya seorang diri," katanya kepada wartawan seusai melakukan pertemuan 30 menit dengan PM Howard di Istana Presiden di pesisir ibu kota Dili. Howard berada di Timor Leste untuk kunjungan sehari. Ia juga akan bertemu dengan pejabat perdana menteri dan pasukan Australia yang telah berada di negara itu sejak Mei tahun lalu ketika meledaknya bentrokan berdarah di jalanan. Bentrokan berdarah yang terjadi dalam faksi-faksi militer dan polisi itu menewaskan 37 orang dan memaksa 155.000 orang meninggalkan rumah mereka. Atas permintaan Dili, ribuan pasukan perdamaian internasional yang dipimpin kontingen Australia, dikirim ke sana untuk membendung aksi kekerasan tesebut. Pemilihan parlemen bulan lalu diduga akan membuka piagam baru demokrasi di negara muda itu. Ketika Pemilu itu berjalan lancar dan partisipasi pemilih cukup tinggi, tidak satupun partai yang menang dengan suara mayoritas untuk memerintah, dan partai-partai itu terlibat percekcokan tentang bagaimana membentuk suatu pemerintahan. Ramos-Horta, seorang pemenang hadiah Nobel yang terpilih sebagai presiden menjelang pemilu parlemen tersebut, telah memiliki wewenang untuk memutuskan komposisi pemerintahan baru dan sedang mendorong untuk penyusunan suatu negara persatuan. Negara miskin tapi kaya akan minyak dan gas itu menghadapi tantangan sosial dan ekonomi sangat berat. Sebanyak 100.000 rakyat Timor Leste masih hidup di kamp-kamp dan PBB telah mengeluarkan suatu seruan di Dili pada Rabu untuk bantuan kemanusiaan mendesak sebesar jutaan dolar AS. Horta mengatakan, PM Howard belum menanggapi permintaan mempertahankan pasukan Australia itu. "Mereka telah memutuskan bahwa pasukan itu akan berada di Timor hingga akhir 2007. Untuk 2008, mereka sedang mempertimbangkan dan mengevaluasi situasi di Timor Leste" sebelum memutuskan, katanya. Namun, Howard juga mengatakan pasukan itu dikirim atas permintaan Dili dan "berada di sana selama beberapa waktu yang kau minta," kata Horta mengutip Howard. Howard kepada wartawan mengatakan, Timor Leste telah memiliki "tempat khusus dalam hati rakyat Australia," dan Australia tidak akan meninggalkan negara itu ketika diperlukan. Kedua pemimpin juga mendiskusikan beasiswa Australia bagi para pelajar Timor Leste, kata Horta. "Dia (Howard) tidak menutup pintu atas gagasan ini, dan para pejabatnya akan datang ke sini dalam waktu dekat untuk berunding dengan pemerintah Timor Leste guna mendiskusikan kesepakatan itu lebih jelas," katanya. Howard juga dijadwalkan bertemu dengan mitranya, Estanislau da Silva, untuk membicarakan yang terfokus pada keamanan, pertahanan, sebelum ia menemui pasukan perdamaian Australia. Sekitar 1.100 personel pasukan Australia masih menjalankan tugasnya di Timor Leste. Ketika baru tiba di Dili, PM Australia itu juga ditemui oleh Menteri Luar Negeri sementara Timor Leste, Adaljiza Magno.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007