Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan kesempatan bisnis kargo berskala internasional dengan memanfaatkan Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, terbuka sangat lebar.
Presiden Jokowi seperti disampaikan Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, menyebutkan selain penambahan kapasitas jumlah penumpang, bandara baru itu juga meningkatkan pelayanan kargo.
Jika sebelumnya hanya 10.000 ton per tahun, maka sekarang meningkat menjadi 16.000 ton per tahun.
"Artinya kesempatan bisnis kargo ke luar negeri menjadi sangat terbuka," tegas Presiden.
Presiden Jokowi pada Kamis ini meresmikan terminal baru Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine secara simbolis oleh Presiden.
"Terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani adalah salah satu pembenahan dari gerbang langit di Jawa Tengah. Bandara ini awalnya merupakan Pangkalan Udara TNI dan terus berkembang menjadi bandara penerbangan domestik dan kemudian internasional," ujar Presiden dalam sambutannya.
Bangunan terminal baru ini memiliki luas area 58.652 meter persegi atau hampir sembilan kali lebih besar dibanding luasan terminal bandara lama yang hanya 6.708 meter persegi. Hal ini juga akan meningkatkan kapasitas penumpang.
"Bandara yang dulu kapasitasnya 800.000 orang per tahun. Yang sekarang meloncat jadi 6,5 juta penumpang per tahun. Lompatannya hampir 8 kali lipat. Ini sangat tinggi sekali," ucapnya.
Selain itu, dalam terminal baru tersebut juga dilengkapi tiga unit garbarata serta 30 unit "counter check in" untuk mempercepat pelayanan kepada penumpang maskapai. Sedangkan untuk luasan apron terminal baru mencapai 72.522 meter persegi sehingga mampu menampung 12 pesawat berbadan ramping (narrow body) atau konfigurasi sepuluh pesawat narrow body dan dua pesawat berbadan lebar (wide body) kargo.
Terminal baru Bandara Ahmad Yani dibangun di atas rawa-rawa, sehingga tampak seolah terapung. Meskipun dibangun di atas rawa, bandara ini juga tetap menjaga ekosistem yang ada karena memiliki konsep eco green atau ramah lingkungan.
"Ya karena Bandara Ahmad Yani ini kan berada pada lingkungan rawa, lingkungan bakau, tadi Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan juga agar ramah lingkungan itu tetap dijaga. Artinya penanaman tanaman bakau dan mangrove itu di kanan kiri bandara ini lebih digalakkan lagi sehingga suasananya menjadi betul-betul bandara ramah lingkungan," ucapnya.
Selain ramah lingkungan, Presiden menuturkan, secara arsitektur bandara ini juga bagus dan arus lalu lintasnya juga enak keluar masuknya.
"Yang belum satu, runwaynya belum panjang Pak Menteri. Masih berapa 2.500 kelihatannya. Jadi saya minta akhir tahun depan itu sudah bisa 3.000 meter," katanya.
Presiden mengatakan fasilitas-fasilitas umum yang dibuat akan memanjakan penumpang, melayani penumpang, dan memberikan kenyamanan kepada penumpang. Presiden pun berpesan agar masyarakat bisa menjaga bandara ini.
"Apalagi tadi sudah saya sampaikan fisik dan pengelolaannya menggunakan konsep ramah lingkungan, eco green. Jadi saya titip kepada pengelola, kepada para penumpang, khususnya masyarakat Jawa Tengah, masyarakat Semarang agar terminal baru Bandara Ahmad Yani ini kita bisa jaga bersama-sama," kata Kepala Negara.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam acara peresmian ini yaitu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Jaksa Agung M Prasetyo, Anggota Wantimpres Agum Gumelar dan Plt. Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018