Seoul (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang akrab disebut SBY, mengemukakan bahwa gelar sabuk (ban) tertinggi bela diri tae kwon do yang diterima dari WTF di Korea Selatan (Korsel) jangan sampai membuat para menteri takut. "Secara simbolik saya menerima ban itu bukan berarti para menteri harus hati-hati pada saya," kata Presiden Yudhoyono saat jumpa pers menjelaskan hasil kunjungan kenegaraannya selama tiga hari di Negeri Ginseng, Korsel, itu. Gelar sabuk tertinggi itu diterima Presiden Yudhoyono dari World Tae Kwon Do Federation (WTF) dalam kunjungan kenegaraannya di Korea Selatan, dan terbilang bukan penghargaan yang sembarangan lantaran hanya sedikit tokoh di dunia yang mendapatkannya. Presiden pun merasa bangga atas gelar sabuk hitam yang diterimanya, dan membuat dirinya menjadi pemegang sabuk tae kwon do tertinggi di Indonesia. Sejumlah menteri yang duduk di sekitar Presiden Yudhoyono kontan tertawa mendengar gurauan Presiden yang terlihat gembira atas hasil kunjungannya ke Korsel. Presiden mengharapkan, penerimaan penghargaan di bidang seni bela diri itu bisa memberikan semangat, motivasi dan dorongan bagi pengembangan olahraga, khususnya bela diri, di tanah air. "Orang seperti saya sebenarnya hanya ingin memberikan semangat, motivasi, dorongan bagi pengembangan olahraga. Jadi, kalau saya kadang-kadang main voli, main pingpong, datang nonton sepakbola, saya mengajak, menggugah bangsa ini. Kita ini bangsa besar, 'mosok' tidak bisa berprestasi, seperti negara-negara lain," katanya. Peningkatan prestasi olahraga, lanjutnya diharapkan bisa terlihat pada ajang olahraga, seperti Sea Games mendatang. "Kita harus papan atas di Sea Games, 'mosok' Indonesia nomor lima ke bawah, makanya Ibu Rita Subowo dan Mennegpora saya ajak. Ayo kita kembangkan semua cabang olahraga," katanya. Rita Subowo adalah Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sementara itu, Mennegpora, Adhyaksa Dault, mengatakan bahwa penghargaan yang diterima Presiden Yudhoyono akan ditindaklanjuti dengan meningkatkan hubungan di cabang tae kwon do di Indonesia dengan Korsel yang sudah berjalan secara baik selama ini. "Kita akan minta PB Tae Kwon Do Indonesia untuk meminta pelatih-palatih baru yang lebih berkualitas dari Korsel dan diharapkan bisa mendongkrak prestasi kita di Sea Games," katanya. Adhyaksa menjelaskan, kerjasama dengan Korsel di cabang olahraga tradisional Korea itu sudah berjalan lama dan terjalin dengan baik, seperti terlihat dengan dibangunnya Gedung Tae Kwon Do di Cibubur oleh Pemerintah Korea. "Mereka sangat berkepentingan untuk mempopulerkan cabang olahraga ini di negeri kita yang penduduknya besar dan cukup mengenal budaya Korea," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007