Magelang (ANTARA News) - Tambah satu orang korban diduga keracunan di lereng Gunung Andong, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah yang dirawat di RSU Tidar Magelang, yakni Pailah (65) warga Dusun Beran, Desa Kanigoro, Kecamatan Ngablak. "Tadi pagi datang seorang pasien rujukan dari Puskesmas Grabag, dengan kesadaran menurun atas nama Pailah," kata Kabid Pelayanan Medis RSU Tidar, Yuliani Dwi Hartini, AMK, SpD di Magelang, Kamis. Ia mengatakan, korban diduga keracunan yang dirawat di RSU Tidar saat ini sebanyak 15 orang, tiga di antaranya dalam kondisi koma dan dirawat di ruang ICU yakni Ngatemi (40), Nuryati (56), dan Pailah (65). Sebanyak 12 pasien lainnya, yakni Masori (30), sariyah (35), Komedi (50), Ridwan (9), Mursidah (30), Botok (40), Suyitno (40), Wakidi (13), Kabul (55), Nariyah (23), Sukini (50) dirawat di Ruang C, D, F dan G, dan Mariyati (36) di ruang ICU sebelumnya juga koma. Korban diduga keracunan di lereng Gunung Andong hingga saat ini sebanyak 31 orang, delapan di antaranya meninggal dunia, 15 orang dirawat di RSU Tidar, dan delapan orang dirawat di Puskesmas Grabag. Hartini mengatakan, keterangan dari dokter yang menangani para korban bahwa dari 15 pasien tersebut sekitar 80 persen mengalami gangguan fungsi hati atau hepar. "Mengalami gangguan hepar ada 80 persen, sedangkan penyebabnya karena keracunan atau tidak, kita belum tahu," katanya. Direktur RSU Tidar, dr Pantja Kuntjara, MKes, mengatakan, setiap hari para pasien diambil sampel darah, muntahan, dan kotoran untuk evaluasi, sedangkan untuk penyebabnya perlu dilakukan penelitian dari lapangan. "Hasil evaluasi sementara, kondisi pasien ada yang membaik dan ada yang memburuk. Untuk pasien yang koma, memang sejak awal masuk rumah sakit dalam keadaan koma," katanya. Ia mengatakan, gangguan hati bisa disebabkan oleh intoksitasi maupun inveksi, keduanya memungkinkan. Penyebab jatuhnya para korban masih diteliti. Kalau keracunan dari makanan agak sulit karena mereka tidak makan bersama-sama, kemungkinan bisa dari air yang dikonsumsi mereka, katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007