Beijing (ANTARA News) - Sekitar 86,6 persen masyarakat China dengan pendapatan bulanan lebih dari 20.000 RMB (Rp42 juta) lebih memilih membeli atau berencana membeli barang-barang impor tahun depan sebagaimana hasil survei Kementerian Perdagangan setempat atau Mofcom belum lama ini.
Survei tersebut juga menunjukkan ketertarikan warga China terhadap barang-barang impor, seperti makanan, pakaian, sepatu, dan kosmetik.
"Meningkatnya kebutuhan barang impor menunjukkan pasokan dalam negeri tidak mencukupi," demikian Mofcom, Kamis.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat China lebih menghargai barang-barang impor atas pertimbangan beberapa faktor, di antaranya keamanan, harga, dan kualitas.
"Beberapa barang impor kualitasnya lebih bagus daripada produk dalam negeri. Hal itu yang menjadi salah satu alasan," kata Li Xiao yang bekerja di perusahaan teknologi di Beijing seperti dikutip People`s Daily.
Li menambahkan bahwa masyarakat China terkadang membeli barang imitasi dari beberapa agen. Oleh sebab itu, dia berharap pemerintah China lebih leluasa dalam mengimpor kosmetik berkulitas tinggi dari negara-negara lain.
Data statistik menunjukkan bahwa total penjualan barang ritel di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu pada tahun lalu menembus angka 36,6 triliun RMB (Rp7.686 triliun).
Data itu menunjukkan bahwa China sebagai negara pasar terbesar kedua di dunia sehingga membutuhkan penambahan bahan ekspor agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat kelas menengah-atas setempat.
Direktur Lembaga Penelitian Perdagangan Internasional China Zhao Ping berpendapat bahwa kebijakan negaranya yang memperbanyak barang impor akan memberikan keuntungan tersendiri bagi beberapa negara dalam meningkatkan nilai perdagangan.
Selain itu kebijakan tersebut juga menyokong transformasi industri dan memperbarui pola konsumsi sesuai dengan industri domestik, demikian lembaga penelitian di bawah Dewan Pemerintah China untuk Promosi Perdagangan Internasional itu.
Dalam industri peralatan rumah tangga seperti pesawat televisi berwarna yang pertama diproduksi oleh China pada 1970 ternyata masih tertinggal dibandingkan dengan produk impor, baik dari segi kualitas maupun tampilan.
Walau begitu dalam beberapa tahun terakhir, industri perangkat rumah tangga China telah menunjukkan peningkatan.
Pemerintah China akan memangkas berbagai jenis tarif untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari mulai 1 Juli 2018, seperti pakaian, sepatu, peralatan dapur, peralatan olahraga, dan peralatan kebugaran.
Baca juga: China serang balik AS, bidik pajak barang
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018