New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS terus melemah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), tertekan rally euro menyusul berita bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengurangi stimulus moneternya tahun ini.

Kepala ekonom ECB Peter Praet mengatakan pada Rabu (6/6) bahwa bank sentral akan membahas, apakah akan melonggarkan pembelian obligasi secara bertahap dalam pertemuan kebijakan 14 Juni mendatang, menurut Reuters.

Mata uang bersama naik 0,5 persen terhadap dolar AS di perdagangan terakhir, di jalur untuk mencatat kenaikan mingguan terbesar terhadap dolar AS sejak pertengahan Februari.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,22 persen menjadi 93,668 pada akhir perdagangan.

Sementara itu, para investor mencerna data ekonomi AS terbaru.

Baca juga: Rupiah naik ke posisi Rp13.870 per dolar AS

Defisit perdagangan barang dan jasa internasional AS menurun menjadi 46,2 miliar dolar AS pada April dari angka dirivisi 47,2 miliar dolar AS pada Maret, karena ekspor miningkat dan impor menurun, Departemen Perdagangan melaporkan pada hari Rabu.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1769 dolar AS dari 1,1714 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3410 dolar AS dari 1,3393 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7663 dolar AS dari 0,7615 dolar AS.

Baca juga: Dolar AS melemah karena euro berbalik naik

Dolar AS dibeli 110,19 yen Jepang, lebih tinggi dari 109,74 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9859 franc Swiss dari 0,9846 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2950 dolar Kanada dari 1,2973 dolar Kanada, demikian Xinhua melaporkan.

(UU.A026)

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018