Jakarta (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi ke atas pertumbuhan ekonomi dunia 2007 dan 2008 menjadi 5,2 persen dari proyeksi sebelumnya pada April 2007 sebesar 4,9 persen, demikian Proyeksi Ekonomi Dunia (WEO) IMF yang dikutip dari situs IMF, Kamis.
Meski pertumbuhan di ekonomi terbesar di dunia, yaitu AS melambat pada triwulan pertama, indikator-indikator terakhir menunjukkan adanya perbaikan pada triwulan kedua.
Di Eropa dan Jepang, ekonomi yang tumbuh kuat lebih dipengaruhi oleh faktor dalam negeri, sedangkan pertumbumbuhan terbesar dialami oleh negara-negara berkembang yang dipimpin oleh China, India, dan Rusia.
Tingkat inflasi dunia tetap pada level yang terjaga, meski pertumbuhan ekonomi yang kuat. Namun, beberapa negara berkembang dan maju mengalami peningkatan tekanan inflasi, terutama akibat pengaruh energi dan harga bahan makanan.
Harga minyak dunia telah kembali pada level yang tinggi akibat terbatasnya sisa kapasitas produksi, sementara harga bahan makanan terdongkrak oleh keterbatasan pasokan dan meningkatnya kebutuhan untuk biofuel.
Revisi terbesar dialami negara-negara berkembang dan maju, dengan revisi proyeksi pertumbuhan ke atas dialami China, India, dan Rusia. Di antara negara -negara kaya, pertumbuhan ekonomi AS diprediksi dua persen atau turun 0,2 persen dari prediksi sebelumnya, meskipun aktivitas ekonomi tetap akan mengalami momentum pada sepanjang sisa tahun hingga 2008. Sedangkan proyeksi pertumbuhan untuk kawasan Eropa, terutama Jerman, dan Jepang akan membaik.
Risiko secara keseluruhan pada proyeksi pertumbuhan global masih berada pada pergerakan yang moderat, seperti pada WEO April 2007. Meskipun demikian, ada beberapa perubahan yang diperoleh dalam kajian IMF atas faktor-faktor resiko masing-masing negara.
Dengan laju pertumbuhan yang kuat, maka kendala pasokan juga meningkat dan resiko inflasi telah menghadang sejak WEO April 2007, yang mendorong kecenderungan bank-bank sentral akan meneruskan kebijakan pengetatan moneter. Resiko melejitnya harga minyak tetap menjadi kekhawatiran. Dan resiko pasar modal juga ikut meningkat akibat menurunnya kualitas kredit di beberapa sektor dan volatilitas yang meningkat.
Di lain pihak, ada pula beberapa resiko yang berimbang. Jika sektor properti terus mengalami koreksi, resiko lain terkait dengan permintaan domestik di AS juga mulai berkurang.
Faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan di kawasan Eropa dan negara-negara berkembang yang dibahas dalam WEO April 2007 telah teralisasi dan dimasukkan dalam proyeksi dasar.
Beberapa langkah maju juga telah dilakukan untuk memangkas risiko pelebaran ketidakseimbangan global, meski tekanan kaum proteksionis tetap mengkhawatirkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007