Jakarta (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Kuan Yew bertemu dengan mantan Presiden Soeharto dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri di kediaman mereka masing-masing, di Jakarta, Kamis siang. Setelah bertemu dengan Soeharto di Jalan Cendana selama kurang lebih 30 menit, sekitar pukul 12.30 WIB Lee menyambangi Megawati di Jalan Teuku Umar. Mengenai maksud pertemuan tersebut, Megawati menyebut dirinya dan Lee memang sudah saling mengenal secara pribadi sejak lama dan sudah menjadi kebiasaan untuk saling mengunjungi dan membicarakan banyak hal. "Tadi beliau menanyakan bagaimana situasi di Indonesia dari prospek pandangan saya dan saya juga mencoba menerangkannya dengan baik, dan beliau memberikan pandangan-pandangannya mengenai kondisi di sini," papar Megawati kepada wartawan yang menunggu di luar kediamannya setelah mengantarkan Lee. Masalah perjanjian kerja sama pertahanan antar dua negara (DCA) juga menjadi salah satu pembicaraan, dimana Lee disebutkan Megawati menolak untuk berkomentar. "Beliau orang yang sangat tahu aturan. Jadi kalau masalah yang sekarang sedang menjadi pembicaraan, terutama di DPR, masalah pertahanan dan masalah ekstradisi itu, itu adalah masalah internal Indonesia," kata Megawati. Namun Megawati menjelaskan Lee melihat hubungan antara Singapura dan Indonesia secara umum masih berjalan dengan baik. "Buktinya beliau bisa ke sini dan saya juga bisa ke Singapura," kata Megawati. Lebih jauh, Megawati mengemukakan bahwa masalah DCA dan ekstradisi harusnya menjadi masalah internal bangsa Indonesia, tidak seharusnya menjadi tugas Lee. "Mengenai masalah perjanjian yang sekarang dibahas, menurut saya dan saya juga mengatakan kepada beliau itu adalah masalah kami. Kami yang harusnya yang membereskan terlebih dahulu, bukannya beliau yang datang ke sini untuk mengurusi rumah tangga kita," kata Megawati. Setelah menerima Lee, Megawati meninggalkan kediamannya untuk ikut serta dalam kampanye Pilkada di kawasan Bendungan Hilir. (*)
Copyright © ANTARA 2007