Karawang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyampaikan di depan ratusan ulama kalau saat ini pemerintah sedang menggaet sejumlah negara Timur Tengah untuk menanamkan investasinya di Indonesia.
"Mereka itu (negara Timur Tengah) merupakan negara kaya, banyak berinvestasi di Amerika dan Eropa. Kenapa tidak di Indonesia," kata Jokowi saat berkunjung ke kalangan ulama, di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah III, Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jabar, Rabu.
Dikatakannya, jika Indonesia membangun hubungan bilateral secara intensif dengan negara-negara Timur Tengah dan Asia Selatan, itu bagus untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
"Kenapa (negara Timur Tengah) tidak (berinvestasi) ke Indonesia. Saya tanya, kenapa tidak ke Indonesia. Jawabannya, karena kita sejak dahulu tidak pernah silaturahmi ke wilayah negara mereka," kata dia.
Atas jawaban itu, Jokowi mengaku langsung sudah memerintahkan para menteri-nya untuk bersilaturahmi ke negara-negara Timur Tengah, minimal tiga bulan sekali mereka harus berkunjung ke negara Timur Tengah dan Asia Selatan.
Alhasil, sejumlah investasi triliunan rupiah pun digelontorkan oleh sejumlah negara di Timur Tengah dan Asia Selatan.
"Seperti kilang di Cilacap oleh bekerjasama dengan Arab Saudi, Lalu ada di Kalimantan oleh Qatar dan Oman, UEA investasi di Kuala Tanjung. Tentu ini merupakan harapan untuk meraup keuntungan bagi bangsa Indonesia," katanya.
Baca juga: Menkeu proyeksikan pertumbuhan investasi 7,5-8,3 persen pada 2019
Baca juga: Pemerintah harus dorong investasi pascakenaikan bunga acuan BI
Baca juga: Toyota siap gelontorkan investasi baru untuk mobil listrik di IndonesiaBaca juga: India minati dua proyek infrastruktur Jatim
Jokowi yakin Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan perekonomian terbesar di dunia.
"Dengan stabilitas politik yang baik, pembangunan akan terus berjalan. Saya yakin pada tahun 2045, negara kita akan masuk ke dalam jajaran 4 besar ekonomi terbesar di dunia. Tentunya hambatannya memang banyak, cobaannya memang banyak. Tetapi atas izin Allah, " katanya. (KR-MAK)
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018