San Francisco (ANTARA News) - Microsoft Corp memperluas program agar perempuan kembali ke dunia kerja setelah mendapatkan protes mengenai kekerasan seksual dan diskriminasi gender.
“Bukan hanya kami ingin menyemangati perempuan untuk kembali bekerja, tapi juga ingin masuk ke talenta yang tidak tradisional,” kata Manajer Sumber Daya Manusia Microsoft Belen Welch dalam unggahan lowongan kerja di LinkedIn.
Mengutip laman Reuters, program ini menyasar perempuan yang menunda karier mereka untuk mengasuh anak atau merawat keluarga. Program seperti ini populer di Silicon Valley yang sedang berusaha mengatasi masalah ketimpangan gender di dunia kerja.
Menurut data perusahaan tersebut pada September 2017, perempuan bekerja di Microsoft berjumlah 26 persen dalam skala global, 19 persen menduduki posisi pimpinan.
Microsoft juga menginginkan keberagaman dalam lingkungan mereka dan ingin mempekerjakan orang-orang dari latar belakang yang tidak biasa, misalnya mereka yang belajar coding secara otodidak atau lulusan coding boot camp.
Microsoft mendapat 238 protes internal mengenai diskriminasi gender atau kekerasan seksual pada periode 2010-2016. Microsoft beberapa waktu lalu dituntut karena tidak menaikkan gaji atau mempromosikan karyawan perempuan.
Perusahaan membantah klaim ini dengan menyatakan mereka sudah mengatasi 83 protes tentang kekerasan dan 84 mengenai diskriminasi gender pada 2017 lalu yang menyebabkan sekitar 20 karyawan dipecat.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018