Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di Pasar uang spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi, melemah hingga menembus level 9.100 per dolar AS, menyusul rebound yang dialami dolar AS di pasar regional setelah beberapa hari sebelumnya terpuruk. Pada beberapa saat setelah pembukaan sesi pagi, rupiah berada pada kisaran 9.103/9.108 per dolar AS, lebih murah 19 poin dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Menurut Edwin Sinaga, pengamat pasar uang di Jakarta, kelemahan rupiah itu dinilai masih wajar dan ia menilai masih relatif stabil karena bergerak dalam rentang yang tipis antara 9.000 hingga 9.150 per dolar AS. Melemahnya rupiah dalam kisaran level itu, katanya, tidak perlu dikhawatirkan terlebih kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini cukup kuat. Pemerintah boleh waspada jika rupiah melemah hingga menyentuh level 9.400 per dolar AS, level psikologis yang bisa menyeret rupiah melemah lebih jatuh. Edwin menegaskan, bila pergerakannya masih di kisaran 9.200 per dolar AS, tidak perlu dikhawatirkan, meski kalangan importir menginginkan Bank Indonesia (BI) tetap menjaga rupiah pada kisaran 9.000 per dolar AS. Kalangan pengamat memperkirakan tekanan terhadap rupiah hanyalah sementara, mata uang Indonesia itu masih berpeluang menguat apalagi bila bank sentral AS (The Fed) jadi menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain karena pengaruh menguatnya dolar AS di pasar regional, menurut Edwin, melemahnya rupiah juga akibat kejenuhan pasar menyusul belum adanya insentif segar baru dari dalam negeri. Di pasar regional, dolar AS naik 0,1 persen menjadi 120,55 yen setelah merosot hingga menembus level 120 yen, dan euro melemah jadi 1,3715 per dolar AS. Euro terhadap yen berada pada kisaran 165,40. Menurut Edwin Sinaga, para pelaku asing sedang melakukan penyesuaian posisi, setelah dolar AS sepanjang pekan lalu terpuruk terutama terhadap euro.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007