Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin (4/6) menuai kecaman setelah mencium bibir seorang perempuan Filipina di panggung selama kunjungannya ke Korea Selatan, memicu kemarahan para aktivis yang menyebut tindakannya "menjijikan."

Komentar Duterte tentang perempuan sebelumnya, termasuk lelucon pemerkosaan dan hasutan untuk menembak gerilyawan perempuan di kemaluannya, telah memicu kemarahan orang-orang yang menuduhnya sebagai pembenci perempuan.

Saat tampil dalam acara pada Minggu malam di hadapan massa yang sebagian besar warga Filipina, Duterte memanggil perempuan itu ke panggung dan menunjuk ke bibirnya.

"Kemarilah! Di mana (ciuman) saya," kata Duterte, menyuruh perempuan itu untuk menjelaskan kepada suaminya – setelah mengetahui bahwa suaminya tidak berada di antara penonton – bahwa mereka sedang "bercanda."

"Jangan menganggapnya serius. Ini hanya untuk bersenang-senang, tipuan," kata Duterte kepada penonton.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menuai kecaman setelah mencium bibir seorang perempuan Filipina di atas panggung selama kunjungannya ke Korea Selatan. (Dokumentasi video)

Namun, partai politik pembela hak perempuan Gabriela dalam sebuah pernyataan mengecam Duterte karena "caranya yang cabul untuk membalas para perempuan kritikus."

"Gabriela menganggap ciuman terbaru Presiden Duterte terhadap imigran Filipina dalam pertemuannya dengan (pekerja) Filipina... sebagai hal menjijikan dari seorang presiden misogini yang merasa berhak untuk merendahkan, menghina atau tidak menghormati perempuan sesuai dengan kehendaknya," tambah mereka.

Duterte telah secara terbuka menyerang perempuan yang mengkritik aksi penindakan mematikan yang dia lakukan dalam penanganan kasus narkotika dan catatan hak asasi manusia pemerintahannya. Demikian AFP.

Duterte, yang punya anak perempuan dari pasangannya yang sekarang setelah berpisah dari istrinya, sangat populer di Filipina namun membuat marah banyak warganya karena komentar-komentar yang menunjukkan kebencian terhadap perempuan.

Dalam kampanye pemilihan presiden 2016 Duterte memicu kontroversi karena komentarnya mengenai pemerkosaan dan pembunuhan misionaris Australia selama kerusuhan di penjara di Davao pada 1989 ketika dia menjadi wali kota.

Bulan Februari tahun ini dia mengatakan kepada warga lokal bahwa dia tidak tertarik para perempuan asing karena mereka punya "bau aneh".

Sehari kemudian saat bertemu dengan sekelompok pemberontak komunis dia bercanca bahwa dia akan menyampaikan perintah spesifik mengenai bagaimana militer harus memperlakukan gerilyawan perempuan, kemudian menyebut bahwa mereka hanya perlu menembak kemaluan mereka supaya mereka "tidak berguna lagi".

Baca juga: Duterte larang warga Filipina kerja di Kuwait

Penerjemah: Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018