Makassar (ANTARA News) - Hingga Rabu malam (25/7), tim penolong sudah menemukan 11 orang tewas dan empat warga lainnya mengalami luka berat akibat bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan."Sore tadi masyarakat bersama aparat terkait menemukan lagi tiga jenazah tertimbun tanah, sementara satu orang warga diduga hilang terbawah arus sungai yang meluap," kata Kapolres Luwu, AKBP Drs. Komisaris, saat dihubungi ANTARA News melalui telepon selulernya, Rabu malam.Sebelumnya, pada Rabu Siang, ditemukan delapan jenazah dan dua warga yang luka berat akibat musibah tersebut yang terjadi sejak dua hari terakhir ini. Banjir dan tanah longsor juga menghancurkan tanaman cengkeh, kakao serta tanaman padi akibat terendam air bah. Para korban yang meninggal tersebut adalah warga Kecamatan larompong yang sedang memetik buah kakao saat tanah di sekitarnya longsor sehingga mereka terseret dan tertimbun longsoran tersebut.Ketiga jenazah yang baru ditemukan itu sudah dievakuasi ke Puskesmas terdekat namun identitasnya belum diketahui tetapi mereka adalah warga kecamatan Larompong dan Kecamatan Suli, katanya. Hingga saat ini air bah masih menggenangi permukiman masyarakat di daerah ini termasuk kantor Polsek Larompong kemasukan air dan lumpur. Sekolah-sekolah juga diliburkan karena banyak yang tergenang air dan akses darat ke sekolah tersebut tertutup air bah. Komisaris mengatakan bahwa besar kemungkinan masih ada korban tewas lainnya karena banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Luwu sejak tiga hari terakhir sangat luas dan lokasi-lokasi banjir belum bisa didatangi karena jalanan tergenang air bah. Arus lalulintas di jalur jalan trans Sulawesi antara Suli dan Larompong mulai lancar karena air mulai surut.Data dari Pemkab Luwu menyebutkan, musibah banjir sejak dua hari terakhir di daerah itu melanda ratusan desa di delapan kecamatan yakni Kecamatan Suli, Larompong, Bajo, Bajo Barat, Latimojong, Walenrang, Lamasi dan Ponrang, namun yang paling parah dihantam banjir adalah Kecamatan Suli dan Lamasi dengan ketinggian air rata-rata satu meter.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007