Vatikan (ANTARA News) - Paus Fransiskus menyerukan penghentian kekerasan di Nikaragua, setelah sedikitnya 15 orang tewas selama sepekan terakhir dalam unjuk rasa menentang usulan perubahan sistem jaminan sosial oleh Presiden Daniel Ortega.

Dalam ceramah Minggu di hadapan puluhan ribu jemaat di Lapangan Santo Petrus, Paus menyampaikan kesedihan yang mendalam atas kekerasan para tersebut, yang dilakukan oleh pasukan keamanan untuk menekan peserta untuk rasa, sembari mendoakan korban dan keluarga mereka.

Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin sepanjang sejarah itu mengatakan Gereja selalu mengedepankan pembicaraan, "tetapi hal tersebut membutuhkan tekad giat untuk menghormati kebebasan dan di atas semua kehidupan."

"Saya berdoa semoga semua kekerasan berhenti dan syarat ditetapkan untuk memulai kembali pembicaraan sesegera mungkin," katanya.

Sedikitnya 15 orang tewas dan lebih dari 200 terluka pada Rabu (30/5) setempat di salah satu hari terburuk kekerasan sejak protes terhadap Ortega dimulai lebih dari sebulan lalu, kata polisi setempat pada Kamis (31/5) setempat.

Pertumpahan darah itu dikecam konferensi wali gereja Katolik di Amerika Tengah, yang menyebutnya "serangan terorganisir dan sistematis".

Badan hak asasi manusia setempat, CENIDH, mengatakan bahwa setidak-setidaknya 100 orang tewas sejak unjuk rasa dimulai.

Baca juga: Paus Fransiskus doakan Indonesia setelah teror Surabaya

Baca juga: Di Vatikan, Luhut ucapkan terima kasih ke Paus

Pewarta: Devi Nindy
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018