Melalui sebuah studi dalam jurnal Neurology, para peneliti yang dipimpin oleh Joyce Gomes-Osman, asisten profesor terapi fisik dan neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller, memindai hampir 100 penelitian yang menghubungkan latihan dengan lebih dari 122 tes fungsi otak yang berbeda.
Mereka menemukan, orang yang berolahraga sekitar 52 jam selama sekitar enam bulan menunjukkan peningkatan terbesar dalam berbagai tes berpikir dan kecepatan.
"Saya tidak berpikir 52 jam adalah angka ajaib. Tetapi saya berpikir bahwa hasil ini menunjukkan kepada kita bahwa untuk mendapatkan manfaat latihan untuk otak, untuk membantu area yang terlibat dalam pemikiran dan pemecahan masalah - Anda membutuhkan paparan yang lebih lama (untuk berolahraga)," kata Gomes.
Walau efek berolahraga 52 jam selama enam bulan tidak begitu kentara dalam tes memori, namun peneliti ada keterkaitan dengan fungsi penalaran dan kecepatan memproses ingatan.
“Ada tumpang tindih antara kemampuan mengatur waktu, memperhatikan dan melakukan tugas-tugas memori,” kata Gomes.
Berolahraga mempengaruhi otak dalam berbagai cara yang berbeda, dari menjaga jaringan saraf otak yang mulai menurun seiring bertambahnya usia, meningkatkan fungsi neuron, meningkatkan aliran darah ke sel otak, serta mendorong produksi faktor pertumbuhan.
“Olahraga adalah hal yang sangat hebat bagi otak. Kita perlu belajar lebih banyak, karena kita tidak memiliki sesuatu yang lebih baik saat ini untuk memerangi penurunan kognitif," kata Gomes seperti dilansir Time.
Baca juga: Waktu tepat latihan beban saat berpuasa
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018