... Jangan sampai pelukan serta cium tangan dan kening kita kepada anak, istri atau suami, saat pergi ke DPR itu menjadi kenangan yang terakhir...

Jakarta, 3/6 (Antara) - Ketua DPR, Bambang Soesatyo, menanggapi positif langkah Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Indonesia yang berhasil menangkap tiga orang terduga teroris di Universitas Riau, Pekanbaru, yang berencana menyerang gedung DPR dan DPRD.

"Saya memuji langkah Densus 88 yang berhasil menangkap tiga orang terduga terorisme di lingkungan kampus Universitas Riau. Namun, saya kaget karena terduga teroris itu ternyata memiliki motif ingin menyerang Gedung DPR dan DPRD Riau," kata Soesatyo memalui pernyataan tertulisnya yag diterima, di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, beberapa kali aksi terorisme sasarannya adalah kantor kepolisian dan aparat polisi, kini ada motif dari terduga terorisme yang adalah alumni Universitas Riau ingin menyerang gedung DPR dan DPRD Riau, dengan bom rakitan. "Terus terang saya kaget dan mengecam rencana ini," katanya.

Dia bilang, penangkapan terduga teroris ini sekaligus memperkuat penelitian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menunjukkan tingginya paparan radikalisme di kalangan mahasiswa di sejumlah kampus.

Bamsoet menyebut, penangkapan terhadap terduga teroris di lingkungan kampus merupakan tamparan keras bagi sistem pendidikan nasional.

"Kampus seharusnya menjadi tempat bagi para intelektual menghasilkan pemikiran untuk kemajuan bangsa dan negara, tapi justru dimanfaatkan untuk terduga terorisme yang dapat mengancam keselamatan, keamanan, dan persatuan bangsa," katanya.

Namun, dia yakin polisi dan aparat lain keamanan, dapat mengantisipasi jaringan teroris yang bersembunyi di kampus. Apalagi, katanya, saat ini undang-undang baru yang mengatur aparat untuk melakukan pencegahan dan menindak. "UU Antiterorisme yang baru disetujui DPR pada 25 Mei lalu, mengatur kewenangan aparat untuk mencegah dan menindak terduga terorisme," katanya.

Politisi Partai Golkar ini menegaskan, selama aparat hukum mengikuti aturan perundangan, DPR akan memberikan dukungan, dalam tindakan pemberantasan terorisme sampai ke akarnya.

Di sisi lain, dia juga mengingatkan pemerintah agar tidak hanya menggunakan pendekatan keamanan dalam pengikis radikalisme dan terorisme, tapi membuat berbagai kegiatan positif yang mampu menggairahkan intelektualitas mahaiswa dan alumni.

"Pemberantasan terorisme dengan pendekatan keamanan, tidak selamanya dapat menjadi jawaban dalam membersihkan paham radikalisme di kampus. Namun, pendekatan melalui pendidikan kebangsaan terhadap pemuda dan mahasiwa yang masih mengalami pembukaan koognitif terhadap berbagai gagasan baru harus kembali ditingkatkan,” katanya.

Perihal keamanan di lingkungan Gedung DPR, dia akan meminta bantuan polisi untuk terus waspada dan memperketat penjagaan keamanan guna mencegah masuknya pihak-pihak yang akan mengganggu keamanan.

"Saya berharap DPR terus menjadi tempat yang aman bagi siapa saja. Jangan sampai pelukan serta cium tangan dan kening kita kepada anak, istri atau suami, saat pergi ke DPR itu menjadi kenangan yang terakhir," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018