"Sampaikan keindahan Islam pada semua," kata Mahyudin kepada jamaah taraweh Masjid Islamic Center, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu.
Mahyudin menjelaskan bahwa penyebaran Islam di Nusantara dilakukan dengan damai lewat berbagai pendekatan, salah satunya melalui seni dan budaya.
"Sunan Kalijaga menyebarkan Islam lewat wayang kulit," katanya.
Mahyudin kemudian menyampaikan bahwa tidak boleh ada pemaksaan dalam memeluk Agama Islam, melainkan atas kesadaran sendiri untuk menjadi mualaf.
"Bagi Islam, tak ada pemaksaan dalam beragama", tegasnya.
Soal keindahan Islam, Mahyudin menceritakan bagaimana Piagam Madinah disepakati, yang meliputi perjanjian perdamaian antara umat Islam, Yahudi, dan Nasrani.
Baca juga: Ahmad Muzani: Belajarlah pluralisme dari masyarakat Betawi
Baca juga: Mahyudin jelaskan alasan Pancasila harus terus disosialisasikan
Selain itu, dalam Pancasila sila pertama juga telah diatur mengenai sikap untuk beragama dalam berbangsa. Untuk itu, ia menyayangkan apabila terdapat radikal yang membawa nama agama.
Menurutnya, belajar agama harus tuntas dan menyeluruh sehingga tidak muncul paham radikal serta sikap menggurui antar-umat beragama.
"Kadang-kadang kita merasa pintar. Bisa satu, dua, ayat saja sudah merasa pintar," ujarnya.
Ia juga menekankan perlunya berjihad di jalan yang benar, yakni membantu sesama warga yang berkekurangan. "Kalau ada orang yang tak punya beras, beri dia beras," paparnya.
Dalam tauziah tersebut, Mahyudin mengajak umat Islam untuk meningkatkan ibadah puasa karena Ramadhan merupakan bulan penuh berkah.
"Bila tahu keutamaan puasa, kita ingin semua bulan adalah bulan puasa," tuturnya. "Dalam bulan puasa, seluruh pahala dilipatgandakan."
Baca juga: Mahyudin: Puasa membangun persatuan dan toleransi
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018