Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia tegas menolak rencana mogok Serikat Pekerja Garuda (SEKARGA) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG), terutama saat puncak arus mudik Lebaran.
"Kami menolak rencana mogok SEKARGA dan APG, jika berdimensi mengganggu pelayanan pada konsumen," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.
Tulus menjelaskan, UU Perlindungan Konsumen dan UU Penerbangan menjamin bahwa konsumen berhak mendapatkan kenyamanan, keamanan dan keselamatan saat meggunakan jasa penerbangan.
"Kami bisa menghargai rencana mogok tersebut, jika tidak berimbas pada aspek pelayanan pada konsumen," kata Tulus.
Tapi karena diadakan saat mudik, maka YLKI menganggap rencana mogok itu bentuk nyata pelanggaran hak-hak konsumen.
"Hal tersebut bisa menimbulkan sikap antipati konsumen kepada SEKARGA dan APG, bahkan kepada keseluruhan kesan PT Garuda Indonesia Tbk sebagai perusahaan penerbangan," kata Tulus.
Baca juga: Pemerintah yakin pilot Garuda tak akan mogok
YLKI justru menilai aksi mogok total itu justru akan mengakibatkan Garuda makin kerdil dan ditinggalkan konsumen.
Tulus menyarankan SEKARGA dan APG tidak mogok total, kapan pun momennya.
"Bernegosiasilah secara intensif dengan pihak managemen Garuda dan pemerintah secara elegan, tanpa mengorbankan hak-hak konsumen," kata dia.
Kedua, manajemen Garuda harus secara sistemik memperbaiki pelayanan sehingga tidak terdengar lagi keluhan konsumen atas pelayanan Garuda.
Ketiga, pemerintah mesti mendengarkan aspirasi SEKARGA dan APG dalam mengambil kebijakan internal Garuda.
"Jangan bongkar pasang direksi, tanpa menyerap aspirasi stakeholder utama Garuda, baik internal dan atau eksternal," kata Tulus.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018