Jakarta (ANTARA News) - Pebulutangkis tunggal putri Hanna Ramadini melepas statusnya sebagai anggota tim nasional bulutangkis Indonesia dalam Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Cipayung terhitung tanggal 1 Juni 2018.
Berdasarkan pernyataan resmi PP PBSI yang diterima di Jakarta, Sabtu, disebutkan keputusan pemain kelahiran Tasikmalaya, 21 Februari 1995 ini mundur dari Pelatnas PBSI sudah dipikirkannya dalam dua bulan ke belakang.
Disebutkan juga, Hanna-pun telah menyampaikan hal ini kepada Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti mengenai masalah ini.
"Saya memang mengajukan pengunduran diri dari pelatnas dan tinggal menunggu SK (surat keputusan) dari PBSI," tutur Hanna.
Sementara itu, Susy mengatakan sudah menerima keputusan pengunduran diri Hanna dari skuat tunggal putri pelatnas. Susy juga mengatakan Hanna mengajukan untuk mundur untuk main secara profesional dan menata masa depannya.
"Hanna menemui saya sebelum kami berangkat ke Bangkok untuk Piala Thomas dan Uber 2018. Saya bilang apakah sudah dipikirkan matang-matang, dia bilang sudah dipikirkan sejak lama dan ini keputusan yang sudah didiskusikan dengan orangtuanya. Buat saya, apa yang terbaik saja untuk Hanna, karena masa depan Hanna ada di tangannya," kata Susy.
Diakui Susy, PBSI memang akan mengadakan promosi dan degradasi jajaran pelatnas pada bulan Juli 2018 ini, sedangkan pengajuan Hanna memang sudah agak lama sebelum berangkat ke Bangkok.
"Jadi ini tidak ada sangkut pautnya dengan degradasi," ucap Susy.
Hanna sendiri mengakui jika dirinya masih belum tahu apakah dia akan benar-benar gantung raket usai hengkang dari pelatnas.
"Sepertinya susah sekali meninggalkan dunia bulutangkis sepenuhnya, mungkin prosesnya pelan-pelan. Soal masih main atau tidak, masih dalam pembicaraan dengan klub saya, Mutiara Cardinal Bandung," tutur Hanna.
Hanna sendiri mengaku tak mudah untuknya mengambil keputusan ini. Ia bahkan mengaku sedih saat melakoni pertandingan internasional terakhirnya di Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2018 di Wuhan, China.
"Begitu banyak momen kebersamaan dengan teman-teman di pelatnas yang sangat membahagiakan. Saat 'farewell' (perpisahan) kemarin, rasanya berkesan sekali, judulnya 'farewell' tapi saya merasa disayang sekali hari itu," ujar Hanna.
"Jaga terus kekompakan tim tunggal putri, semoga tetap semangat dan saling mendukung satu sama lain. Saya berharap semoga teman-teman di tunggal putri bisa membuktikan bahwa mereka bisa menjadi seorang juara," ujar Hanna untuk rekan timnya di pelatnas.
Menanggapi hal tersebut, pelatih tunggal putri Minarti Timur saat dikonfirmasi, menuturkan bahwa ia tidak bisa berbicara apapun walau disiratkan olehnya memang salah satu anak didiknya tersebut kini sudah tidak lagi menjadi tanggung jawabnya.
"Saya belum bisa bicara apa-apa. nanti tunggu SK-nya aja. Kalau sekarang belum ada SK, tidak baik sudah bicara. Tapi memang pernah ngomong sih waktu itu, sebelum Piala Thomas dan Uber 2018. Tidak pernah bicara langsung, tapi pernah seperti nyinggung," katanya.
Adapun mengenai alasannya, Minarti sendiri belum mengetahui dengan pasti alasan Hanna mengundurkan diri walau dari informasi yang didengarnya, Hanna ingin kembali ke dunia pendidikan.
"Alasannya sih katanya mau pulang. Mau fokus belajar. Tidak apa-apa kalau benar keputusannya," kata Minarti.
Selama bergabung di pelatnas sejak tahun 2013, Hanna telah mengantongi beberapa gelar diantaranya juara Vietnam International Challenge 2013, juara Swiss International Challenge 2014, medali perak SEA Games Singapura 2015.
Selain itu, Hanna juga tercatat memperkuat tim Indonesia di saat meraih medali perunggu di Piala Sudirman 2015 dan Kejuaraan Beregu Asia 2018.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018