Lhokseumawe, Aceh (ANTARA News) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Aceh, merencanakan akan menggarap kotak amal yang ada di masjid-masjid di wilayah Kota Lhokseumawe dan sekitarnya secara non tunai.

Hal itu, kata Kepala Kantor Perwakilan BI Lhokseumawe Yufrizal antara lain untuk mengurangi risiko uang rusak karena perlakuan jamaah ketika memasukkan ke dalam kotak amal, serta mencegah risiko pencurian kotak amal.

"Kedepan kami juga akan menggarap non tunai di bidang keagamaan, misalnya pemberian infaq dan sedekah di mesjid yang selama ini dilakukan secara tunai," kata Yufrizal di sela-sela pembukaan pekan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di SPBU yang ada di Lhokseumawe, di kantor BI Lhokseumawe, Kamis (31/5) petang.

"Karena beberapa pertimbangan, seperti sering terjadinya kerusakan uang sebab dilipat-lipat saat dimasukkan ke dalam celengan atau kotak amal serta untuk menghindari terjadinya risiko pencurian kotak amal dengan berbagai modus," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Trans Semarang gandeng OVO mudahkan transaksi nontunai

Baca juga: Lampung Tengah terapkan transaksi nontunai

Baca juga: Menyamar tukang listrik, pencuri kotak amal masjid ditangkap

Oleh karena itu, apabila kotak amal dilakukan secara non tunai, ingin menyumbang ke masjid atau rumah ibadah sebagai amalan, maka cukup dengan menggesek kartu non tunainya dan uang atau sedekah yang ingin disumbangkan akan masuk ke rekening masjid.

Terhadap rencana tersebut, pihaknya sedang mempelajari tentang format yang tepat tentang penggunaan kotak amal secara non tunai di Lhokseumawe.

Wakil Wali Kota Lhokseumawe Yusuf Muhammad pada kesempatan itu juga mendukung rencana tersebut. Karena selain mempertimbangkan faktor keamanan celengan masjid, juga praktis.

Pewarta: Mukhlis
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018