Mataram (ANTARA News) - PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang bergerak di sektor pertambangan tembaga dan emas di Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan program pemantauan dan penetasan penyu semi alami guna melestarikan binatang tersebut di Sumbawa.Manajer Public Relations PT. NNT Kasan Mulyono di Sumbawa, Rabu menjelaskan, di perairan sekitar Pulau Sumbawa ada lima jenis penyu yang harus dilestarikan. Kelima jenis penyu tersebut empat di antaranya mendarat dan bertelur di sepanjang pantai barat daya Sumbawa, yakni penyu sisik (Eretmocbelys), penyu tempaya (Caretta caretta), penyu hijau (Cbeloina maydas) dan penyu belimbing (Dermocblys coriacea), sementara satu jenis berada di tengah laut.Semua jenis penyu tersebut termasuk spesies yang dilindungi, berdasarkan Konvensasi Tentang Perdagangan Internasional atas Spesies yang terancam punah (CITES) dan sesuai dengan hukum dan peraturan perudangan Indonesia melarang perdagangan penyu dan produk penyu.Dikatakan, kegiatan penetasan tersebut dilakukan untuk membantu melestarikan spesies penting di sekitar wilayah pertambangan Batu Hijau.Program lingkungan PT. NNT meliputi identifikasi penyu yang mendarat di pantai, dokumentasi habitat peneluran, memasang label untuk memonitor jarak dan waktu kedatangannya kembali ke pantai yang sama sesuai dengan ketentuan Konservasi dan Penanganan Penyu di Asia Tengara (Seafdec) dan melakukan penyuluhan dan pendidikan konservasi penyu bagi siswa di lingkar tambang.Kaitannya dengan lingkungan, PT. NNT bekerjasama dengan Pemprop NTB mengajak warga masyarakat sekitar proyek Batu Hijau untuk bersama-sama melakukan program pantai bersih.Program tersebut bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pelestarian sumber daya alam.Selain itu, menanamkan kesadaran kepada siswa-siswi tentang pentingnya melindungi lingkungan baik laut maupun darat.Sementara itu, karyawan PT. NNT juga diajak menanam berbagai jenis pohon untuk menjaga sekaligus melestarikan ekosistem baik darat maupun laut dan pemahaman yang baik tentang peran penting hutan dan hutan bakau bagi kehidupan. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007