Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan menilai peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi momentum mewujudkan keadilan sosial, seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini adalah kemakmuran yg merata.
"Keadilan sosial yang dicita-citakan pendiri bangsa ini adalah kemakmuran yg merata. Mereka yang di pelosok desa hingga di kota," kata Daniel dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Dia menilai sejatinya makna dari keadilan sosial yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila adalah kemakmuran yang merata antara di desa dan kota, serta antara masyarakat di daerah perbatasan hingga di wilayah-wilayah urban agar dapat menikmati kemakmuran.
Dia mengakui kondisi bangsa saat ini memang belum pada titik tercapainya cita-cita sesuai dengan sila kelima Pancasila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, terbukti masih banyaknya nelayan dibawah garis kemiskinan.
"Selain itu, masih banyak petani yang kesulitan mendapatkan pupuk, harga panen yang anjlok, banyaknya impor bahan pangan yang melindas produk petani di pasaran, sulitnya lapangan pekerjaan, ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin makin lebar," ujarnya.
Selain itu, dia menilai Pancasila sebagai ideologi negara menjadi tumpuan setiap kebijakan yang diambil untuk kepentingan bangsa dan negara menuju negara yang adil dan makmur, makmur bagi semua anak bangsa.
Daniel juga mengatakan Pancasila sebagai perekat semua komponen bangsa dengan keragaman yang Indonesia memiliki yaitu 17.504 pulau, 1.360 suku, 726 bahasa daerah, beragam agama dan aliran kepercayaan.
"Pancasila mampu membuatnya kita hidup rukun berdampingan, keberagaman adalah keniscayaan tapi dengan pancasila kita menyatu menjadi Bangsa Indonesia yang utuh yang membentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa PKB akan menjadi garda terdepan dalam membumikan Pancasila melalui perjuangan para kadernya yang ada di eksekutif, legislatif, yudikatif, dan para simpatisan partai.
Baca juga: Zulkifli Hasan: Pancasila itu mempersatukan, bukan memisahkan
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018