"Mencintai bangsa artinya selalu menjaga kerukunan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan negara," kata Utut Adianto salam sambutannya pada Pengajian Kebangsaan yang diselenggarakan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jumat malam.
Pengajian yang diselenggarakan Ormas PDI Perjuangan ini dinilai memiliki makna penting, karena bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni serta bertepatan dengan malam Nuzulul Qur'an pada malam ke-17 Ramadhan.
Pada pengajian ini, Bamusi mengundang majelis ta'lim ibu-ibu di sekitar Lenteng Agung Jakarta Selatan serta ratusan anak yatim-piatu dari sejumlah Yayasan Yatim piatu di Jakarta.
Menurut Utut Adianto, Indonesia yang secara geografis sangat luas dan masyarakatnya beragam tapi menjadi satu dan kuat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa". "Nilai-nilai luhur Pancasila mampu merekatkan keragaman bangsa Indonesia dan sejalan dengan kehidupan beragama di Indonesia," kata Utut.
Sementara itu, Syekh Shohibul Faroji Azmatkhan yang jadi penceramah pada Pengajian Kebangsaan tersebut menjelaskan, tentang Pancasila sebagai buah hasil pemikiran panjang Soekarno.
Dalam pandangan Shohibul Faroji Azmatkhan, Pancasila dirancang berdasarkan intisari dari nilai-nilai yang terkandung dalam kelima kitab yang menjadi pedoman oleh 5 agama di Indonesia.
Shohibul Faroji Azmatkhan menegaskan, Pancasila yang mengandung nilai-nilai luhur tidak perlu lagi diperdebatkan apalagi jika sampai dilawan. "Pancasila yang menjadi perekat bangsa Indonesia. Umat Islam seharusnya bersyukur Indonesia memiliki Pancasila. Kalau ada umat Islam yang menentang Pancasila, dia perlu belajar lagi mendalami Islam," katanya.
Faroji Asmatkhan berharap toleransi dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk ini menjadi harga mati yang harus dipertahankan.
Menurut dia, umat Islam yang mayoritas, tidak boleh memaksakan kehendak tapi wajib menjaga toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. "Allah SWT sudah mengingatkan soal toleransi dalam surat Al-Kafirun, bagiku agamaku dan bagimu agamamu," katanya.
Baca juga: Zulkifli Hasan: Pancasila itu mempersatukan, bukan memisahkan
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018