Seoul (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Republik Korea sepakat untuk meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara terutama di 11 bidang dengan memberikan target-target pengembangannya sebagai tindak lanjut perjanjian strategis yang ditandatangani kedua negara Desember 2006.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam jumpa pers di Hotel Shilla Seoul Korea Selatan, Rabu sore mengatakan kesepakatan itu merupakan bagian dalam pernyataan bersama atau joint statement yang ditandatangani Menlu kedua negara mewakili pemerintah usai pertemuan bilateral Presiden Yudhoyono dengan Presiden Roh Moo-hyun Selasa (24/7) kemarin.
"Dari hasil pertemuan saya dengan presiden Roh Moo-hyun, telah menetapkan 11 sasaran atau target yang kami bertekad untuk mencapainya di tahun-tahun mendatang," katanya.
Ke-11 sasaran yang disepakati itu adalah menggandakan nilai perdagangan dan investasi antara kedua negara pada tahun 2012.
"Saya optimis hal ini bisa dicapai sebab nilai perdagangan kita pada lima tahun terakhir ini yaitu tahun 2002 5,7 miliar dolar AS dan 2006 sudah 10,7 miliar dolar AS. Dengan berbagai fasilitas dan dororongan yang diberikan oleh kedua pemerintah maka harapan kita itu bisa dicapai sehingga 2012 nilai perdagangan mencapai 21 miliar dolar AS," katanya.
Sasaran kedua adalah menggandakan kerjasama di bidang pariwisata khususnya wisatawan Korea Selatan ke Indonesia.
Ketiga meningkatkan kerjasama pembangunan infrastruktur, yang kerjasama di bidang itu sudah berjalan saat ini. Keempat, meningkatkan kerjasama dalam bidang energi alternatif, kelima meningkatkan pasokan energi dengan kerjasama di bidang eksplorasi dan eksploitasi terutama untuk menemukan ladang minyak dan gas.
"Kita juga setuju untuk kerjasama di bidang kehutanan, bio teknologi termasuk pilot proyek untuk sebuah program penghutanan kembali dan mekanisme pembangunan lingkungan hidup, yang menurut saya penting untuk memelihara hutan kita sehingga ekosistem bagus dan bisa ikut mengatasi masalah perubahan iklim," katanya.
Kesepakatan ketujuh adalah kerjasama di bidang pertahanan dalam meningkatkan hubungan pertahanan kedua negara, terutama untuk sistem dan alat persenjataan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri.
Kedelapan adalah meningkatkan kerjasama saling menguntungkan dalam penempatan tenaga kerja Indonesia sesuai kesepakatan Employment Permis System yang disepakati kedua negara.
"Dalam pertemuan dengan Presiden Roh hal ini saya bicarakan secara khusus dan beliau merespon dengan baik untuk meningkatkan pelayanan, perlakuan dan hal-hal lain untuk TKI. Saya sudah menelpon Menaker dan memerintahkan untuk membentuk tim khusus pergi ke Korsel untuk bersama pemerintah Korea mengatasi masalah TKI di sini," katanya.
Kesembilan adalah dukungan proyek dalam sistem peringatan dini bencana di Indonesia. Kesepuluh, peningkatan kerjasama dalam riset dan kajian penggunaan tenaga nuklir, dan sasaran kesebelas adalah peningkatan kerjasama informasi
teknologi termasuk "e-goverment" dan "e-business" serta pelatihan-pelatihan.
"Saya mendambakan suatu sistem yang kredibel dengan IT, dimana pencegahan korupsi bisa berjalan dengan baik, begitu juga tata pemerintahan berjalan dengan baik, sehingga akan kita bisa mengukur kinerja pemerintahan, disiplinnya, kemampuannya dan lain-lain," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007