Kampus selain mengembangkan ilmu pengetahuan juga harus mengembangkan rasa nasionalisme."
Semarang (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memimpin khataman (baca hingga tamat) Al Quran dalam acara Kampus Nusantara Mengaji yang dipusatkan di Masjid Kampus Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Jumat.
"Kampus selain mengembangkan ilmu pengetahuan juga harus mengembangkan rasa nasionalisme," katanya, saat memberikan kata sambutan di depana peserta khataman Universitas Diponegoro.
Pembacaan Al Quran telah dimulai Jumat sekitar pukul 08.00 WIB dan berlangsung hingga sore sebelum ditutup oleh Mohamad Nasir.
Nasir memimpin pembacaan Surat Al Kafirun hingga Al Ikhlas yang merupakan surat terakhir di Al Quran.
Dia juga menyapa para jamaah masjid kampus yang ikut mengaji dari berbagai kampus di Indonesia antara lain Universitas Negeri Semarang, Universitas Sebelas Maret (Surakarta), Universitas Hasanuddin dan Universitas Tanjung Pura (Kalbar). Menristekdikti menyapa peserta mengaji melalui konferensi vidio jarak jauh.
Nasir mengatakan dengan membaca Al Quran maka diharapkan dapat mewujudkan Indonesia sebagai negara makmur dan sejahtera.
Dia juga berpesan para rektor dan guru besar agar menjauhkan kampus dari pengaruh radikalisme dan terorisme.
Selain itu, ia pun berharap acara Kampus Nusantara Mengaji bisa menghindari kampus dari bahaya radikalisme, terorisme dan narkoba.
Nasir mengatakan pihaknya juga selalu mengajak Kepla Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius untuk menanggulangi terorisme dan radikalisme.
Baca juga: Menristekdikti nyatakan perguruan tinggi harus cegah penyebaran radikalisme
Pada bagian lain, mantan Rektor terpilih Universitas Diponegoro itu berpesan agar dunia kampus bebas dari pengaruh organisasi yang dilarang pemerintah, semisal Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Pemerintah larang HTI. Jangan sampai kampus terpapar HTI ya Pak Rektor. Yang terpapar kita ajak kembali ke Pancasila sebagai ideologi negara, UUD 45 sebagai dasar negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa Indoneaia," katanya.
Dia mengatakan rektor bertanggung jawab atas eksistensi masjid kampus dan menjaga agar dunia kampus terhindar paparan radikalisme.
Baca juga: Menristekdikti : Kampus pintu utama tangkal masuknya radikalisme
Pewarta: Santoso
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018