Jakarta (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Kuan Yew, mengatakan bahwamasalah utama dalam persoalan investasi di Indonesia adalah bagaimana membangun aturan hukum yang jelas dan menumbuhkan kepercayaan kepada investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Apa yang mereka inginkan adalah adanya kepastian atas kesepatakan-kesepakatan yang telah dicapai," kata Lee Kuan Yew dalam jumpa pers bersama Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu.
Menurut Menteri Senior Singapura tersebut, begitu sudah ada kesepakatan dalam perjanjian bisnis maka jangan sekali-kali mengubah lagi perjanjian tersebut. Jika aturan hukum bisa dijalankan, Lee yakin tidak hanya investor AS dan Jepang yang siap menanamkan modal di Indonesia tapi juga dari negera lainnya.
"Saya pikir ini adalah poin yang penting," tegasnya. Hal lain yang juga diperhatikan masyarakat Indonesia, menurut dia, yakni harus mempunyai pikiran bahwa investasi yang dirintis saat ini bukan untuk hari ini atau esok saja tapi untuk 5, 10, atau 25 tahun ke depan.
Selain itu, Lee Kuan Yew, yang juga ayah dari BG Lee (PM Singapura saat ini), mengingatkan bahwa untuk membangun kepercayaan investor juga harus dipahami bagaimana kondisi makro ekonomi serta ekses lainnya seperti lapangan kerja.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, Lee dan Kalla banyak membicarakan prospek ekonomi baik skala global, regional maupun di Indonesia.
Kepada Kalla, ia juga menyampaikan optimisnya bahwa dalam beberapa waktu mendatang Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi tujuh hingga delapan persen. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007