Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menyatakan, sudah tidak lagi menemukan daging sapi gelonggongan yang dijual di pasar tradisional sejak tahun lalu.
"Sudah tidak lagi ditemukan daging sapi gelonggongan. Pedagang sudah tidak lagi menjual daging tersebut karena konsumen sudah cerdas. Mereka memilih daging sapi yang berkualitas baik," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, konsumen sudah dapat memahami dan membedakan daging sapi berkualitas baik dengan daging sapi gelonggongan sehingga tidak tertarik membeli daging yang tidak berkualitas meskipun harga yang ditawarkan lebih murah.
"Konsumen biasanya sudah curiga jika ada daging sapi yang terlihat lebih basah dibanding daging lainnya. Mereka pasti akan memilih daging yang baik karena saat diolah, rasa daging sapi gelonggongan biasanya tidak enak," kata Sugeng.
Selama Ramadhan, Sugeng menyebut, petugas Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta mengintensifkan pemantauan penjualan daging sapi serta daging ayam di pasar tradisional maupun di supermarket.
"Karena pemantauan dilakukan lebih intensif, maka kecurangan penjualan daging biasanya tidak terjadi, baik itu daging gelonggongan maupun daging oplosan. Pelaku biasanya lebih hati-hati saat Ramadhan seperti sekarang," katanya.
Ia menambahkan, pemantauan kualitas daging tidak hanya dilakukan untuk daging segar saja tetapi juga daging beku yang biasanya dijual di supermarket.
Seluruh daging yang akan dijual di Kota Yogyakarta, lanjut dia, harus melalui proses her keuring di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan, termasuk daging impor yang dijual di supermarket.
Selain daging gelonggongan, petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta juga menyebut tidak ada temuan daging ayam bangkai yang dijual di pasar tradisional.
Sedangkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan daging sapi saat Lebaran, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta membentuk gugus pelayanan di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan mulai H-7 Lebaran.
Rata-rata kebutuhan daging sapi di Kota Yogyakarta mencapai enam hingga delapan ton per hari, namun RPH Giwangan hanya mampu menyediakan dua hingga tiga ton per hari, sehingga ada tambahan pasokan dari luar kota yang berasal dari Sleman, Bantul, dan Boyolali.
"Peningkatan kebutuhan daging sapi biasanya terjadi pada H-2 dan H-1 Lebaran. Kami siapkan peningkatan layanan di RPH Giwangan menjelang Lebaran," katanya. Sedangkan untuk operasi pasar daging sapi, Sugeng menyebut belum ada permintaan meskipun persediaan daging beku ada dan siap dijual jika dibutuhkan.
"Namun, karena harga daging sapi di pasar tradisional masih cukup stabil yaitu sekitar Rp120.000 per kilogram, sehingga kami pun belum merencanakan operasi pasar daging," katanya.
Baca juga: Pemotongan sapi di RPH Giwangan Yogyakarta turun signifikan
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018