Jerusalem (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Mesir dan Yordania tiba di Israel, Rabu pagi, untuk kunjungan "bersejarah" guna membahas proses perdamaian atas nama negara-negara Arab. Kedua menteri akan membahas masalah perdamaian Arab-Israel dengan imbalan negara Yahudi itu mundur dari semua tanah Arab yang didudukinya dan penyelesaian atas persoalan pengungsi Palestina. Menlu Mesir, Ahmed Aboul Gheit, dan Menlu Yordania, Abdul Ilah Khatib, mengawali kunjungan mereka pada pagi hari dengan bertemu pemimpin oposisi Israel, Benjamin Netanyahu dari Partai Likud garis keras, dan Presiden Shimon Peres. Kedua menteri kemudian menghadiri jamuan makan siang dengan mitra mereka dari Israel, Menlu Tzipi Livni. Pada petang hari, kedua menteri melakukan kunjungan langka ke Knesset (parlemen Israel), untuk bertemu dengan Fraksi Urusan Luar Negeri dan Komite Pertahanan, namun tidak menghadiri sidang paripurna. "Ini merupakan pertama kali bagi Liga Arab mengutus delegasinya untuk mengunjungi Israel," kata jurubicara Kementerian Luar Negeri Israel, Mark Rejev, yang menyebut kunjungan tersebut sebagai "bersejarah." Menurutnya, seperti dilaporkan AFP, kedua pihak akan memperdebatkan bagaimana inisiatif perdamaian Liga Arab, yang pertama kali diusulkannya pada pertemuan puncak organisasi regional itu di Beirut, Lebanon, pada 2002. Inisiatif perdamaian itu dimunculkan kembali dalam pertemuan puncak di Riyadh pada Maret lalu, yang dapat bermanfaat secara nyata bagi proses perdamaian Israel-Palestina dan menjadikannya sebagai "kendaraan" untuk pembicaraan lebih lanjut. Liga Arab, menurutnya, telah memainkan peranan sangat penting dalam mendukung Presiden Mahmoud Abbas, pemimpin moderat Palestina, dalam menghadapi faksi garis keras Hamas. "Kami yakin, hal itu sangat penting bagi negara-negara Liga Arab yang pragmatis mendukung rakyat Palestina yang moderat dan pragmatis," katanya, sembari menegaskan, "Akan menjadi kontra-produktif jika kepemimpinan moderat Palestina hanya didukung oleh Barat." (*)
Copyright © ANTARA 2007