Akibatnya ekspor kopi kita juga dipastikan turun pada tahun ini."
Bandarlampung (ANTARA News) - Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung mencatat bahwa panen biji kopi tahun 2018 musim ini turun hingga 50 persen per hektare dibandingkan tahun lalu.
"Akibatnya ekspor kopi kita juga dipastikan turun pada tahun ini. Tahun lalu ekspor biji kopi mencapai 300.000 ton, dan 2018 ekspornya diperkirakan turun hingga 50 persen juga," kata Ketua AEKI Lampung Juprius di Bandarlampung, Selasa.
Ia mengatakan bahwa penurunan produksi komoditas andalan Lampung itu salah satunya dipengaruhi faktor cuaca ekstrem yang terjadi pada tahun lalu berupa curah hujan cukup tinggi, sehingga bakal buah tanaman kopi banyak yang rontok.
Akibatnya, menurut dia, produktivitas tanaman kopi turun dari sebelumnya satu ton per hektare menjadi 500 kilogram, dan bahkan ada wilayah di Lampung, hasil panen kopinya hanya 250 kilogram per hektare.
Juprius menambahkan penurunan hasil panen kopi tahun ini juga tidak dibarengi oleh kenaikan harga biji kopi yang masih bertahan Rp25.000 per kilogram di tingkat petani.
Sementara itu, Sunyoto selaku petani kopi mengatakan bahwa biji kopi tanaman petani di Lampung Barat saat ini siap panen.
Ia menjelaskan rata-rata panen kopi tahun lalu, di Lampung Barat sekitar 1,5 ton lebih dan diperkirakan tahun ini berkurang sekitar 40 persen.
Terkait harga biji kopi di tingkat petani, ia menyebutkan sekitar Rp24.000 hingga Rp25.000 per kilogram, sedangkan di tingkat dasar mencapai Rp26.500 per kilogram.
AEKI mencatat Lampung merupakan pemasok kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi rata-rata 100.000 hingga 120.000 ton per tahun dengan luas areal kopi mencapai 163.837 hektare.
Baca juga: Lampung gelar pameran kopi internasional
Baca juga: Lampung kembangkan agrowisata kopi dan kakao
Pewarta: Agus Wira Sukarta & Triono Subagyo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018