Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi Partai Golkar di DPR, Hajriyanto Y Thohari, di Jakarta, Rabu, menyatakan keputusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan calon independen mengikuti proses pilkada bukanlah lonceng kematian bagi parpol. Sebagai orang partai, katanya kepada ANTARA, parpol tidak perlu kebakaran jenggot dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memang kontroversial itu. "Anggap itu biasa-biasa saja. Itu tidak perlu diratapi. Ambil saja hikmahnya. Selama ini parpol sudah diberi 'political previledge' yang luar biasa besar dalam Undang Undang Dasar 1945 dan berbagai aturan perundang-undangan. Parpol juga sudah diberi waktu untuk membuktikan dirinya sebagai pilar utama demokrasi. Jadi, tenang-tenang saja dengan keputusan MK itu," ujar politisi Partai Golkar yang bertugas di Komisi I DPR ini. Harjiyanto Thohari berpendapat keputusan MK itu, apa pun motivasinya, tak perlu mendapat respons terlalu luar biasa, apalagi dengan reaksi berlebihan yang membingungkan akar rumput. "Kan selama hampir satu dasawarsa parpol telah diberi kesempatan untuk berbenah membangun dirinya, sehingga mampu menjalankan fungsi-fungsinya sebagaimana mestinya sebagai parpol yang modern. Kenapa harus takut," katanya. Dikuasai orang kaya Kendati begitu, lanjut Hajriyanto Thohari, parpol-parpol memang ada yang belum berhasil berbenah jadi partai modern, untuk tidak mengatakan gagal menjalankan kesempatan serta peluang tersebut. "Bisa saya katakan, bahwa ada kesan, parpol (tertentu) cuma menjadi milik dan alat politik elite-elitenya saja, sehingga menjadi oligarkis dan plutokratis (dikuasai orang-orang kaya saja)," kata Hajriyanto Thohari. Singkatnya, kata dia, parpol-parpol tidak lebih dari "kendaraan politik" saja, bahkan masih seperti "mobil sewaan" yang murah. "Belum menjadi instrumen politik demokrasi yang terhormat, belum menjadi instrumen seleksi dalam rekrutmen kepemimpinan politik yang baik," tambahnya. Pokoknya, demikian Hajriyanto Thohari, parpol belum memiliki daya panggil bagi putra-putra terbaik bangsa kelas satu. "Maka keputusan MK untuk membolehkan calon-calon independen dalam pilkada justru sangat baik bagi parpol. Dengan tidak ada lagi monopoli, maka parpol punya kompetitor. Dan ini baik bagi masa depan parpol. Biarlah rakyat nanti memilih kader parpol atau calon independen yang akan jadi pemimpinnya," katanya. Tetapi, Hajriyanto Thohari juga punya keyakinan, kendati dengan adanya keputusan MK ini rakyat semakin dibuat bingung, karena suasana demokrasi seolah semakin dibikin rumit, namun pasti lebih banyak warga negara bakal memilih keadaan penuh keteraturan. "Saya yakin, rakyat akan memilih keteraturan, dan itu hanya ada di parpol. Maka sebagai institusi demokrasi yang modern. Jadi, parpol harus memperkuat dan membenahi dirinya, sehingga tetap memiliki keteraturan secara internal dan dalam berkiprah ke luar. Parpol jangan menangislah dengan keadaan ini," ujar Hajriyanto Thohari. (*)

Copyright © ANTARA 2007