Poso, Sulteng (ANTARA News) - Jalan propinsi yang menghubungkan Kota Palu dengan sejumlah kota lain di Sulawesi Tengah seperti Ampana dan Luwuk, terputus sejak Senin (23/7), menyusul meluapnya Sungai Podi di Kabupaten Tojo-Unauna setelah hujan deras mengguyur daerah hulu sungai itu. Sopir sejumlah angkutan kota dalam propinsi (AKDP) dari Palu tujuan Luwuk yang ditemui ANTARA News, Selasa malam, mengatakan, mereka terpaksa tidak bisa meneruskan perjalanan ke Luwuk karena luapan air dari Sungai Podi telah menutup satu kilometer badan jalan. "Luapan banjir di sungai ini sangat deras, bahkan disertai material lumpur, bantuan, dan pepohonan yang tumbang, sehingga sangat membahayakan bagi lalu-lintas kendaraan bermotor," kata seorang sopir PO DAMRI. Ia mengatakan, akibat "mengamuknya" Sungai Podi di kecamatan Tojo tersebut ratusan kendaraan berbagai jenis dari arah Palu dan Poso (bagian barat) serta dari arah Ampana dan Luwuk (bagian timur) tidak bisa meneruskan perjalanan. "Tapi ada sejumlah kendaraan yang balik ke kota terdekat seperti Poso atau Ampana, karena mengkhawatirkan situasi di tengah jalan sebab hujan deras masih terus mengguyur," tuturnya. Agus, warga desa Podi, yang baru tiba di Poso membenarkan peristiwa ini, namun mengatakan salah satu penyebab meluapnya air Sungai Podi dan menggenangi badan jalan dikarenakan tanggul pemisah air yang dibangun pada bagian atas sungai jebol dihajar derasnya air yang turun dari pegunungan. "Tapi sejak pagi tadi jalan poros ini sudah bisa dilalui kendaraan bermotor karena air mulai surut, namun harus berhati-hati sebab badan jalan belum kelihatan karena masih tertutup air dan lumpur," kata dia, dan menambahkan penduduk setempat ikut membantu perjalanan kendaraan di lokasi banjir dengan ramai-ramai menariknya menggunakan tali tambang agar tidak keluar dari posisi badan jalan. cara lain yang dilakukan agar bisa melintas adalah menaikkan kendaraan mobil dan sepeda motor di atas rakit kayu yang sudah disiapkan penduduk setempat kemudian ditarik beramai-ramai menggunakan tali. "Untuk kendaraan roda empat dikenakan tarif Rp50 ribu per unit dan sepeda motor Rp20 ribu unit," tuturnya. Sungai Podi yang berada di antara Kabupaten Poso dan Tojo-Unauna setiap kali terjadi hujan lebat di bagian hulu selalu meluap serta membawa material lumpur, bantuan, dan tumbangan pepohonan dengan menutupi badan jalan sangat panjang. Bahkan akibat terjadi kerusakan parah pada kawasan hutan di bagian hulu sungai ini, perkampungan penduduk setempat dan badan jalan provinsi sepanjang lebih satu kilometer tenggelam tertimbun material lumpur dan batuan ketika terjadi banjir bandang pada tahun 1995 lalu. Hingga saat ini bila terjadi hujan lebat jalan provinsi di kawasan ini yang merupakan jalan satu-satunya yang menghubungkan Kota Palu dengan dua kabupaten lain di bagian timur Provinsi Sulteng seringkali putus total, akibat digenangi banjir dan derasnya air yang melintasi badan jalan. Sebelumnya, Bupati Tojo-Unauna, Drs Damsyik Ladjalani, mengatakan untuk menyelesaikan masalah Sungai Podi yang sudah berlarut-larut ini sangat diperlukan penanganan secara simultan oleh semua instansi terkait. "Tidak hanya memperbaiki badan jalan yang terkesan tambal sulam selama ini, tapi diperlukan pembangunan bronjong di sepanjang daerah aliran sungainya disertai program reboisasi massal pada kawasan hutan yang sudah gundul di bagian hulu sungai," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007