Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengarahkan penyelesaian masalah pemegang merek Nike Inc dengan pabrikan sepatu nasional PT PT Hardaya Aneka Shoes Industry (HASI) dan Nagasakti Paramashoes Industry (Nasa) bersifat kompromi untuk menyelamatkan pekerja dan iklim industri sepatu yang tengah kondusif saat ini. "Kami akan merumuskan pemecahan yang bersifat kompromistis," kata Menperin Fahmi Idris, di Jakarta, Selasa, menanggapi perkembangan upaya mediasi pemerintah dalam penyelesaian masalah pemutusan pesanan pekerjaan Nike Inc kepada pabrikan sepatu Indonesia itu. Ia mengatakan hari ini pihak Nike datang menemui Wapres M Jusuf Kalla didampingi Menperin, Menakertrans, dan Kepala BKPM, untuk menjelaskan masalah tersebut dari sudut pandang pemegang merek sepatu terkemuka tersebut. Sebelumnya, akhir pekan lalu pihak pemilik HASI/Nasa Hartati Murdaya memaparkan persoalannya dihadapan sejumlah menteri antara lain Menperin Fahmi Idris, Menakertrans Erman Suparno, Mendag Mari E Pangestu, dan Kepala BKPM M Lutfi. "Tadi sudah disampaikan kepada pihak Nike, agar supaya mencari jalan keluar yang bersifat kompromi yang disepakati, dengan difasilitasi pemerintah," ujar Fahmi. Ia mengatakan pemerintah baru akan mengambil langkah dan kebijakan yang diperlukan bila sudah mendapat gambaran lengkap dari kedua pihak mengenai masalah tersebut. Lebih jauh ia mengatakan pemegang merek sepatu selalu mencari pabrik yang mampu memasok sepatu dengan kualitas dan harga yang bersaing. Saat ini negara yang dinilai mampu memenuhi kualitas dan harga yang mereka inginkan antara lain Indonesia, Vietnam, Cina, India, Kamboja, Afrika Selatan, Meksiko, dan Laos. "Jadi memang ini termasuk kelompok industri yang cepat sekali berpindah," ujarnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007