Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengajak berdialog tokoh lintas agama dalam jamuan buka puasa bersama guna memelihara keberagaman dalam berbangsa Indonesia.
"Semoga forum diskusi semacam ini dapat terus ada karena harapan kita semua adalah segala keberagaman Indonesia ini dapat terus dipelihara," kata Menko PMK Puan Maharani dalam sambutan singkatnya sebagai Tuan Rumah untuk Majelis Reboan, seperti dikutip dari keterangan pers di Jakarta, Rabu.
Forum dialog lintas agama tersebut diadakan dalam rangka membangkitkan kembali Majelis Reboan yang digagas oleh para guru bangsa di suatu masa yang berkumpul lalu saling bertukar pemikiran.
Mereka kemudian sepakat bahwa untuk merawat dan memperkuat keberagaman Indonesia adalah dengan dialog, menyatukan keberagaman Indonesia dengan saling diskusi dan bertukar pikiran yang diberi nama Majelis Reboan.
"Semoga dengan acara ini, sambil buka puasa bersama, kita tandai pula kebangkitan Majelis Reboan selaku pemelihara keberagaman Indonesia," kata Puan dalam sambutannya.
Menurut sejarahnya, Guru Bangsa Gus Dur dan Cak Nur sudah lama saling asah gagasan dalam forum yang diberi nama Majelis Reboan.
Kebebasan berpikir untuk saling asah gagasan jelas menjadi keutamaan Majelis Reboan. Selain Gus Dur dan Cak Nur, Majelis Reboan juga mengumpulkan para tokoh lintas agama dan kaum intelektual yang berkumpul dan menamakan diri sebagai teman sealiran, sepemikiran dan seide.
Acara Majelis Reboan pada Rabu ini mengambil tema puasa dan maknanya berdasarkan perspektif masing-masing agama dan mengambil tempat di rumah dinas Menko PMK, Jl. Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan.
Turut hadir dalam acara yang ditutup dengan buka puasa bersama ini antara lain Wakapolri Syafruddin; Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah; Ketua Wantimpres Sri Adiningsih; Ketua ICMI Jimly Asshidiqie; Anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto.
Para Penggiat Majelis Reboan antara lain Hajrianto Thohari, Aristides Katoppo, Yenny Wahid, Elza Pedi Taher, T. Rahmita Utami, Nasihin Masa, Teguh Joewarno, Erick Satria wardhana, Pdt. Rasid Rahman, Hamid Basyaib, Ricki Rahmad, Pratiwi Tadja, Hilmi Rahman, penggiat Paramadina; dan para pemimpin redaksi media cetak, online, dan elektronik nasional.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018