Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah perusahaan Korea Selatan siap menanamkan modalnya pada proyek-proyek di sektor energi dan sumber daya mineral di Indonesia yang berlokasi di Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur, dengan nilai mencapai 8,457 miliar dolar AS.
Pada Rabu (25/7), dengan disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang hadir dalam forum energi "The First Indonesia-Korea Energi Forum (KIEF)" di Seoul, akan ditandatangani sejumlah kesepakatan investasi, kata Sekretaris Jenderal Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Waryono Karno, di Jakarta, Rabu.
Dengan adanya investasi tersebut, berarti pembangunan sektor energi dan sumber daya mineral terus berjalan dan ke depan diharapkan dapat lebih memacu ketersediaan energi di dalam negeri.
Disamping itu, masuknya investasi asing ini juga turut menggerakkan roda perekonomian nasional yang pada akhirnya juga menambah penyerapan tenaga kerja di dalam negeri.
Sementara itu, delapan proyek yang ditandatangani itu adalah proyek revamping kapasitas kilang Dumai dari 124.000 barel per hari menjadi 200.000 barel/hari dengan nilai investasi 150 juta dolar AS yang dilakukan oleh PT Pertamina dan SK Corp dengan bentuk kerjasama sudah mencapai Letter of Agreement (LOA).
Selain itu, Proyek Lubricant Co-Branding (pemakaian merek dagang bersama-red) yang dilakukan oleh PT Pertamina dengan SK Energy dengan nilai investasi tiga juta dolar AS. Kerjasama tersebut sudah dalam bentuk Head of Agreement (HOA) dan ke depan produk yang dihasilkan juga bisa dipasarkan ke luar Indonesia.
PT Pertamina bekerjasama dengan KNOC dan SK Corporation untuk proyek eksplorasi bersama dan produksi di Shiarak Area, Sumatera, dengan investasi 25 juta dolar AS. Kini bentuk kerjasama sudah mencapai Letter of Intent (LOI). Dalam kerjasama itu dimungkinkan kedua belah pihak melakukan kegiatan bersama untuk wilayah migas di luar negeri seperti Irak.
PT Pertamina juga mencapai kesepakatan dengan Korea Gas Cooperation (KOGAS) melakukan 'joint cooperation' dengan nilai investasi 25 juta dolar AS. Kerjasama itu sudah dalam bentuk LOI dan dimungkinkan untuk dilaksanakan pada proyek di luar negeri.
Berikutnya adalah PT Pertagas (anak perusahaan Pertamina) juga melakukan kerjasama dengan El Corporation pada proyek South Sumatera NGL Plant (proyek pemasaran produk NGL) dengan nilai investasi 154,7 juta dolar AS dan bentuk kerjasamanya sudah mencapai Memorandum of Agreement (MOA).
Sedangkan, PT Petras Indonesia dengan The Korean Konsorsium yang diwakili oleh Innet Company Ltd juga sepakat pada proyek pembangunan pelabuhan internasional di Tanjung Api-api, Sumatera Selatan dengan investasi 600 juta dolar AS.
Proyek lainnya adalah pembangunan dan operasi pabrik pencairan batubara berlokasi di Kalimantan Timur dengan total investasi 5,5 miliar dolar AS yang akan dilakukan oleh PT Nuansa Cipta Coal Investment dengan Kenertec Co, Posco Engineer dan Construction Co Ltd, Samsung Securities Co Ltd.
Proyek ke delapan yakni pembangunan, operasi dan perawatan rel kereta api untuk pengangkutan batubara antara Pemda Kaltim, PT Kereta Api, PT Nuansa Cipta Coal Investment dengan Kenertec Co. Ltd, Posco Engineering & Construction Co. Ltd dengan nilai investasi dua miliar dolar AS. Kerjasama tersebut sudah pada tahap Memorandum of Agreement (MOA).
Dibagian lain, terdapat pula kerjasama investasi antara PT PLN dengan PT Raja Wali Koresia Konsorsium, Hanwha Engineering & Contruction Co, Korea Western Power Co. Ltd pada proyek pembangkit listrik mulut tambang di Muara Enim, Sumatera Selatan. Kerjasama tersebut sudah dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU). (*)
Copyright © ANTARA 2007