Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pelatih Irak asal Brasil, Jorvan Vieira, menolak untuk mengatakan apakah ia akan menandatangani kontrak baru setelah menimbulkan keganjilan membawa timnya maju ke semifinal Piala Asia. Vieira, 53, menandatangani kontrak dua bulan dengan FA Irak bulan Mei untuk membawa tim Irak mengambil bagian di Piala Asia, tetapi ternyata pekerjaan tersebut membuatnya menghadapi banyak kesulitan. Ia akan berlibur setelah turnamen, sebelum mengambil keputusan tentang masa depannya. "Pertama-tama saya akan menyelesaikan misi saya, suatu misi yang saya terima," katanya kepada AFP. "Bila misi saya sudah selesai, saya akan ambil liburan dan kemudian saya akan memutuskan kehidupan saya karena saya rindu keluarga saya di Maroko dan saya ingin pergi dan menemui mereka dan kemudian kami akan membahas," katanya. "Saya tidak terburu-buru, yang penting saya melakukan tugas saya sebaik-baiknya dan saya kira saya telah berhasil hingga kini, tetapi belum tiba saatnya untuk membicarakan uang atau kontrak, karena kami masih dalam perjalanan, misi kami belum selesai," katanya. Saat Vieira mengemban tugas itu bulan Mei, ia menyatakan bahwa ia menerima tugas bukan karena uang, tetapi "suatu pesan pribadi bahwa saya ingin membuat rakyat Irak tersenyum." Ia menyatakan kembali, Selasa, bahwa uang tidak menjadi masalah. "Saya akan merasa senang bila tetap tinggal, tetapi bila tidak tinggal, saya akan meninggalkan teman-teman yang sangat baik," katanya. "Inilah hal yang sangat penting, karena inilah gaji terbaik yang dapat anda terima dalam sepak bola -- hubungan anda dengan rakyat tempat anda bekerja," kata Vieira. Irak memecat pelatih sebelumnya, Akram Ahmed Salman April lalu, hanya tiga bulan menjelang Piala Asia, setelah penampilan buruk tim tersebut di Piala Teluk bulan Januari. Vieira tidak asing pada kawasan Arab. Ia melatih klub Al Tai, Arab Saudi tahun lalu dan sebelum itu telah melatih beberapa tim kawasan tersebut, termasuk klub Al Nasr, Oman, dan lainnya di Maroko. Vieira adalah asisten pelatih tim Maroko di Piala Dunia 1986 di Meksiko, ketika timnya menjadi tim pertama Afrika yang mencapai babak kedua di turnamen tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2007