Kabupaten Agam (Antara) – Pengembangan energi baru terbarukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus dikembangkan di Sumatera Barat. Menurut Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, energi baru terbarukan (EBT) merupakan local wisdom (kearifan lokal), yang bisa saja potensi di daerah ini berbeda di daerah lain. “Misalnya untuk angin, di sini (Sumatera Barat) tak begitu kencang. Begitu juga dengan ombak laut, tak begitu cukup. Tapi untuk panas bumi bagus,” katanya di sela-sela peresmian sumur bor tanah dan EBT di Kabupaten Agam, Kamis (24/5).
Selain panas bumi, pengembangan yang dilakukan di Sumatera Barat juga mencakup pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) melalui sungai-sungai kecil. “Untuk PLTMH kita bisa memproduksi di bawah 1 MW,” lanjutnya.
Arcandra juga menambahkan, saat ini di Solok Selatan sedang dikembangkan energi panas bumi. menurutnya, energi terbarukan dari panas bumi tidak merusak lingkungan. “Siklusnya tertutup. Uap yang diambil di-inject-kan (disuntikkan) kembali berupa air, dan masuk lagi menjadi uap lagi,” jelasnya.
Kementerian ESDM juga berkomitmen terus menggenjot pengembangan EBT. Hal ini terlihat dari kuantitas kontrak power purchase agreement (PPA) yang dilakukan pemerintah. PPA adalah perjanjian atau pembelian tenaga listrik EBT. “Di 2015 tanda tangan kontrak hanya 14 PPA, 2016 juga hanya berjumlah 14. Tapi di tahun 2017 itu sampai 70 kontrak,” tegas Arcandra.
Pengembangan EBT sangat diperlukan untuk Indonesia saat ini. Pasalnya, cadangan energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi dan gas terus menipis. “Di Indonesia, cadangan minyak terbukti, yang bisa kita ambil itu hanya 3,2-3,3 miliar barel,” katanya.
Jumlah itu, hanya 0,2 persen dari total cadangan dunia. “Bisa dibayangkan kurang dari 1 persen dari apa yang ada di dunia,” lanjutnya.
Pada 2017 Badan Geologi Kementerian ESDM telah merealisasikan pembangunan sebanyak 237 unit sumur bor dari target 250 unit yang tersebar di wilayah seluruh Indonesia.
Untuk wilayah Sumatera Barat, berhasil dibangun sebanyak 9 unit sumur bor yang terdapat di Kabupaten Agam sebanyak tiga unit (Nagari Padang Tarok, Nagari Kamang Mudiak, dan Nagari Salereh Aia), Kota Bukittinggi, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Sawah Lunto, dan Kabupaten Sijunjung.
Adapun pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan (PLTS dan PLTMH), Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) berhasil membangun sebanyak 20 unit di Sumatera Barat yang tersebar di lima kabupaten/kota: Kabupaten Pasaman 2 unit dengan total kapasitas 125 kW untuk kebutuhan listrik 277 kepala keluarga (KK), Kabupaten Pasaman Barat 1 unit PLTMH dengan total kapasitas 50 kW yang untuk kebutuhan listrik 155 KK, Kabupaten Kepualauan Mentawai 15 unit PLTS terpusat dengan total kapasitas 700 kWp untuk kebutuhan listrik 2.033 KK, Kabupaten Solok 1 unit PLTMH dengan total kapasitas 50 kW untuk kebutuhan listrik 163 KK, Kabupaten Solok Selatan 1 unit PLTS terpusat dengan total kapasitas 30 kWp untuk kebutuhan listrik 82 KK. (Adv)
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018