Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendukung pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) berpartisipasi dalam pameran bertajuk "Indonesia Batik For The World" yang akan berlangsung di markas UNESCO, Paris, Prancis, selama 6 sampai 12 Juni.
"Melalui pameran ini, kami berupaya melestarikan batik sebagai warisan bangsa yang telah diakui oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009 sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity," kata Direktur Jenderal IKM Gati Wibawaningsih dalam siaran pers kementerian, Rabu.
Ia berharap keikutsertaan pelaku IKM batik dalam ajang-ajang pameran internasional semacam itu bisa memperluas pasar ekspor kain wastra Nusantara ke mancanegara, termasuk negara-negara di Eropa.
Pameran batik di Paris mencakup acara peragaan busana, pertunjukan seni; serta lokakarya mengenai ragam kain batik dan sejarahnya, proses pembuatan kain batik, dan perkembangan industri batik di Indonesia.
Gati menjelaskan pameran tersebut bakal dihadiri sekitar 5.000 pengunjung dari berbagai negara.
"Jadi, kami akan memperlihatkan kepada dunia terhadap kualitas batik kita yang punya daya saing tinggi. Saat ini, Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia," katanya.
"Dalam pameran ini, Ditjen IKM memberikan fasilitasi booth kepada para IKM Batik Tulis kelas premium yang sesuai dengan selera pasar Eropa. Kami akan boyong pengrajin kain batik yang antara lain berasal dari Semarang, Kudus, Cirebon, dan wilayah Jawa Timur," ia menambahkan.
Menurut data Kementerian Perindustrian nilai ekspor batik dan produk batik nasional mencapai 58,46 juta dolar AS pada 2017 dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.
Potensi perdagangan produk pakaian jadi di dunia yang nilainya 442 miliar dolar AS membuka menjadi peluang besar bagi industri batik dalam negeri untuk meningkatkan pangsa pasar.
Pemerintah mendorong industri batik nasional, yang didominasi oleh para pelaku IKM di 101 sentra produksi, fokus meningkatkan inovasi, produktivitas dan daya saing supaya bisa menguasai pangsa pasar lebih besar dalam industri pakaian.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018