Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menolak keras stigma Islam adalah teroris, karena Islam sangat menghormati tempat ibadah agama apapun, menganjurkan umatnya bersilaturrahim, termasuk menyelenggarakan buka puasa bersama.
"Mana mungkin ada agama yang menganjurkan silaturrahim, salat berjamaah dan buka puasa bersama tetapi menganjurkan terorisme. Tuduhan itu sangat keji, yang datang dari musuh-musuh agama Islam", kata Hidayat.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, saat memberikan sambutan sebagai tuan rumah buka puasa bersama, dengan alim ulama se Jakarta Selatan, di rumah dinas Wakil Ketua MPR, bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa, seperti tertulis dalam siaran pers.
Tahun 2018, Hidayat mengatakan, adalah tahun politik, namun tahun 2019, adalah tahun politik yang lebih besar, di mana sudah waktunya bagi umat Islam membuktikan bahwa politik bisa menciptakan kebaikan.
Sebagai contoh, Hidayat menyebutkan politik Jakarta, yang bisa menghadirkan pemimpin yang baik, bisa memimpin salat berjamaah, memberikan kultum dan memberi contoh-contoh yang baik.
"Dengan politik kita bisa menghadirkan pemimpin yang pro terhadap masyarakat. Pemimpin yang bisa menghadirkan kebaikan. Tanpa tanda tangan, Alexis bisa bubar dengan sendirinya, sehingga umat Islam tidak perlu melakukan demo menentang kemungkaran", ujar Hidayat.
Oleh karena itu, Hidayat berharap umat Islam tidak anti politik. Sebaliknya, umat Islam harus terlibat dalam politik dan ikut menentukan arah masa depan bangsa melalui keterlibatannya dalam dunia politik.
"Kalau umat Islam bersatu, kita bisa kalahkan pemimpin yang didukung oleh berbagai pihak, termasuk oleh pengusaha dan media masa. Kalau kita tercerai, maka yang akan mengambil untung adalah kelompok-kelompok kebatinan", kata Hidayat.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018