Tokyo (ANTARA News) - Jepang akan melaporkan kepada Badan Energi Atom Internasional (AIEA) mengenai kerusakan akibat gempa bumi pekan lalu terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)-nya di provinsi Niigata yang terkena gempa, kata Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Akira Amari, Selasa. Amari mengatakan, Jepang akan menjelaskan hasil inspeksi terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Kashiwazaki-Kariwa yang dilakukan oleh Tokyo Electric Power Co., dan pihaknya berharap Jepang akan bertukar informasi dengan negara-negara lain yang memiliki fasilitas serupa untuk menentukan tolok ukur keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia. Kepada wartawan, ia juga mengatakan, Jepang telah mengusulkan kepada IAEA agar Tokyo diijinkan menggelar lokakarya internasional mengenai keselamatan fasilitas nuklir. Seorang pejabat Kementerian Industri mengatakan Jepang merencanakan akan mengadakan lokakarya itu pada musim dingin mendatang. Gempa bumi pada 16 Juli silam itu menyebabkan kebakaran dan kebocoran air yang berisi bahan radioaktif tingkat rendah di pembangkit listrik tersebut sehingga menimbulkan kekhawatiran publik tentang keselamatan fasilitas nuklir di Jepang. Pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia dalam hal kapasitas produksi itu akan ditutup hingga ketujuh reaktornya benar-benar telah dinyatakan aman. Di sisi lain, Amari mengatakan, pemerintah akan menetapkan suatu panel pakar dan para pejabat provinsi Niigata untuk memperlajari secara rinci kecelakaan itu yang mencakup pembangkit listrik Kashiwazaki-Kariwa, dan pihaknya ingin melakukan pertemuan panel pertama sesegera mungkin. Pada Senin (23/7), Jepang telah mengatakan kepada IAEA bahwa pihaknya akan menerima tim inspeksi IAEA untuk memeriksa pembangkit listrik tersebut. Waktu kunjungan tim inspeksi IAEA ke pembangkit listrik itu akan ditentukan sendiri oleh badan dunia tersebut, demikian laporan Kyodo News. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007