Dua proyek yang diminati oleh investor India adalah pembangunan Pelabuhan Tanjung Tembaga senilai Rp206 miliar di Probolinggo dan Pantai Putih Situbondo dengan nilai investasi Rp120 miliar.
"PT Delta Artha Bahari Nusantara, sebuah BUMD yang mengelola pembangunan pelabuhan tersebut menyatakan siap bekerja sama dan bertemu (dengan investor India)," kata Duta Besar Indonesia untuk India Sidharto R. Suryodipuro dalam wawancara khusus dengan Antara di Jakarta, Senin.
Selain kedua proyek tersebut, para pelaku UMKM India juga tertarik bekerja sama dengan Indonesia di bidang pemrosesan makanan.
Dubes Sidharto menyatakan bahwa antusiasme dari kalangan usaha India untuk bekerja sama dengan Indonesia cukup tinggi, bahkan Konfederasi Industri India (CII) berencana membuka kantor di Indonesia.
"Selama 10 bulan saya berada di New Delhi terasa sekali ada penguatan ketertarikan soal Indonesia," tutur dia.
Potensi kerja sama ini direspons dengan baik oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang pada bulan lalu memimpin 30 pelaku usaha Indonesia dari berbagai sektor seperti industri logam mesin, elektronik, otomotif, industri logam, kawasan industri, dan farmasi, dalam forum bisnis di New Delhi.
Baca juga: Indonesia-India perkuat kerja sama maritim hingga ekonomi
Baca juga: PM India tiba di Indonesia Selasa malam
Baca juga: Jokowi dan PM India akan bicarakan pertahanan
Saat ini Jawa Timur telah memiliki 10 kawasan industri dan akan menambah sembilan kawasan industri serta dua kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk sektor pariwisata yang sedang dalam proses konstruksi.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kata Soekarwo, siap memfasilitasi calon investor asing dengan percepatan perizinan, ketersediaan tenaga kerja, kemudahan pengadaan lahan di kawasan industri, dan kelancaran pasokan listrik.
Nilai investasi India di Jawa Timur kini mencapai 792 juta dolar AS (Rp11,08 triliun) dengan 67 proyek tersebar di sejumlah kabupaten. Sektor-sektor yang menjadi unggulan investasi India di provinsi tersebut adalah industri logam, mesin, elektronik, dan pengolahan makanan.
Di bidang perdagangan, Jatim ingin neraca perdagangannya dengan India yang masih mengalami defisit dapat lebih diseimbangkan.
Ekspor Jatim ke India tahun 2017 senilai 585 juta dolar AS (Rp8,18 triliun) dengan produk-produk utama antara lain besi dan baja, kayu, dan kimia organik. Sedangkan impor Jatim dari India mencapai 618 juta dolar AS (Rp8,65 triliun) dengan komoditas utama berupa besi dan baja, biji-bijian, produk kimia, dan mesin.
India merupakan mitra dagang terbesar ketujuh Jatim setelah Jepang, AS, China, Singapura, Swiss, dan Malaysia.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018