Mari kita buat Ramadhan sebagai masa untuk beraksi bagi kemanusiaan, masa untuk mempromosikan toleransi dan kesempatan untuk memperkuat kembali upaya bersama untuk menjadi bagian dari solusi dan maju bagi keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada acara buka puasa bersama mengajak para duta besar negara sahabat untuk memaknai bulan Ramadhan sebagai masa untuk bertindak bersama bagi kemanusiaan dan meningkatkan toleransi.
"Mari kita buat Ramadhan sebagai masa untuk beraksi bagi kemanusiaan, masa untuk mempromosikan toleransi dan kesempatan untuk memperkuat kembali upaya bersama untuk menjadi bagian dari solusi dan maju bagi keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan," ujar Menlu Retno Marsudi di Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu RI pada acara buka puasa bersama yang diadakan Kementerian Luar Negeri RI.
Acara itu dihadiri oleh mantan Menlu dan Wamenlu RI, Duta Besar RI yang sudah purna bakti, Duta Besar asing di Jakarta, Pimpinan Komisi I DPR RI, Pejabat Eselon I Kemlu RI, akademisi, tokoh lintas agama, budayawan, serta para pemimpin redaksi media nasional.
"Saya berharap Ramadhan tahun ini akan membawa hal-hal yang baik bagi kita semua. Kita maju bersama untuk membuat dunia ini menjadi lebih harmonis dan damai," tutur Menlu Retno.
Pada kesempatan itu, Menlu Retno mengajak semua pihak untuk meningkatkan kepedulian selama bulan Ramadhan, khususnya bagi masyarakat dan komunitas yang kurang beruntung dan terpinggirkan yang ada di seluruh penjuru dunia.
"Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan cinta dan kasih dari Allah. Kita harus mengisinya dengan saling peduli dan berbagi, khususnya dengan mereka yang kurang beruntung, tidak hanya di sekitar kita tetapi juga di seluruh dunia, seperti keluarga-keluarga yang masih terpinggirkan secara ekonomi, politik, dan sosial," ujar Retno.
Menlu RI juga mengajak semua pihak untuk meningkatkan kepedulian bagi komunitas-komunitas yang dilanda masalah kekerasan dan terorisme serta masyarakat yang masih terus hidup di bawah tekanan, seperti warga Palestina.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018