Julok, Aceh (ANTARA News) - Polisi bersenjata lengkap masih terus melakukan pengawalan terhadap bus penumpang rute Banda Aceh - Medan (Sumut) dan sebaliknya, yang melintas wilayah Kabupaten Aceh Timur pada malam hari untuk menghindari aksi pelemparan.
"Personel kita akan mengawal setiap bus yang melintas jalan negara dari perbatasan hingga ke perbatasan. Ini tujuannya untuk memberi rasa aman terhadap supir dan rasa nyaman penumpang," kata Kapolsek Julok Ipda Eko Hadianto mewakili Kapolres Aceh Timur Wahyu Kuncoro di Julok, Senin.
Selain mengawal setiap bus penumpang umum di jalan nasional, kepolisian juga sekaligus melakukan pengecekan di jembatan Arakundo yang selama ini kerap dijadikan titik kumpul geng motor melakukan balap liar, sehingga keberadaan mereka tidak lagi mengganggu umat Islam beristirahat.
"Jembatan Arakundo ini titik perbatasan wilayah hukum Polsek Julok dengan Polsek Simpang Ulim, sehingga petugas yang mengawal bus ke arah barat turun di jembatan ini. Lalu kembali mengawal bus ke arah timur hingga perbatasan Polsek Julok dengan Polsek Nurussalam di Desa Ule Tanoh," jelas Eko.
Selain mengawal bus, Eko mengaku sebagian anggotanya melakukan patroli setiap malam ke sejumlah titik yang dianggap berpotensi terjadi pelemparan, termasuk titik mangkal kalangan pemuda dan remaja sepanjang jalan negara.
"Pengawalan bus dan patroli ini kita lakukan setiap malam. Jika ditemukan aksi pelemparan, maka polisi bersenjata lengkap yang ada di dalam bus akan mengambil sikap tegas sesuai standar operasional prosedur (SOP)," kata Ipda Eko Hadianto.
Baca juga: Bus rombongan umroh Wali Kota Bogor dilempari batu
Pewarta: Mukhlis
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018