Palu (ANTARA News) - Data resmi Pemkab Morowali di Sulawesi Tengah, Selasa, menyebutkan jumlah korban tewas akibat banjir bandang disertai tanah longsor di daerahnya mencapai 29 orang, yakni 16 orang di desa Uwe Ruru dan 13 lainnya di desa Boba--keduanya berada di Kecamatan Bungku Utara. Korban tewas yang sudah teridentifikasi asal desa Uwe Ruru, Kecamatan Bungku Utara, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), yakni Hamdan (25), Hamziar (40), Maemunah (68), Viktor (17), Udin Lamaso (45), Haling (50), Tune (50), Sura (30), Muna (58), Suha (30), Suri (30) dan Samrun (18). Empat korban lainnya balita, yakni Tabrik (3), Lisa (3), Dian (4), Ece (1 tahun. Semuanya dikarenakan tertimbun tanah longsor. Sedangkan 13 korban tewas lainnya dari desa Boba--juga tertimbun tanah longsor--belum diketahui identitasnya, sebab masih dalam pendataan tim evakuasi. Camat Bungku Utara, Terhar Lawandi, menjelaskan sebanyak tiga jenazah korban longsor telah dikebumikan di desa Ueruru dan tujuh jenazah lainnya dievakuasi ke Baturube (ibukota kecamatan). Sementara masih ada enam jenazah lagi menunggu proses evakuasi ke Baturube. Proses evakuasi dari Ueruru ke Baturube ditempuh melalui laut dengan menggunakan motor tempel dan membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Desa Baturube dengan Ueruru berjarak sekitar 10 kilometer melalui jalan darat, namun akses jalan saat ini terputus. Menurut Terhar, proses pencarian korban longsor di Ueruru dilakukan secara manual dengan menggali timbunan longsor oleh tim beranggotakan Polri, TNI, aparat Pemkab dan masyarakat setempat. "Diperkirakan 34 orang lagi masih tertimbun tanah lonsor, dan untuk mengeluarkannya harus menggunakan alat berat," kata dia. Banjir bandang yang disertai longsor yang menewaskan banyak warga desa Ueruru dan desa Boba terjadi pada Minggu sore (22/7), namun banjirnya sendiri mulai meredam empat kecamatan di Kabupaten Morowali sejak 17 Juli 2007.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007