"Jadi kalau selama ini jamaah haji kita harus menunggu berjam-jam baik di bandara Jeddah maupun di Madinah, sekarang sudah bisa dilakukan di asrama haji," kata Lukman di Jakarta, Sabtu malam.
Dia mengaku bersyukur pihak Indonesia bisa meyakinkan otoritas Saudi agar bisa memberlakukan kebijakan itu, terutama dari pihak imigrasi.
Lukman mengatakan rekam biometrik itu termasuk rekam sidik dan dokumen penting lain untuk perjalanan haji yang kini bisa dilakukan di asrama haji di Tanah Air.
Inovasi itu, kata dia, mengurangi beban antrean jamaah saat tiba di Saudi. Dengan begitu, jamaah tinggal mengurus legalisasi stempel paspor.
"Sehingga ketika mereka di Saudi, mereka tinggal mengecap paspor mereka dan finger print satu sidik jari saja sehingga lebih efisien," kata dia.
Nantinya, rekam data biometrik itu akan sepenuhnya dilakukan di 18 embarkasi di Indonesia.
Lukman mengatakan upaya untuk pelayanan haji seperti rekam biometrik itu juga memiliki tujuan memangkas waktu antrean dan mengurangi kelelahan jamaah haji setibanya di Saudi. Sebaliknya, jamaah bisa kelelahan jika setiba di Saudi harus berkutat pada antrean untuk urusan verifikasi data diri yang memakan waktu lama.
Baca juga: Kemenag mulai latih petugas haji 2018
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018