Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana tugas (Plt) Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Johanis Kaloh mengatakan kasus meninggalnya Wendi Budiman bukan disebabkan oleh pengeroyokan. "Saat itu, terjadi perkelahian, tidak benar kalau Wendi dikeroyok. Mereka kan, anak-anak muda. Ini ada pemicunya, yaitu pelecehan seksual," kata Johanis didampingi Sekjen Depdagri Diah Anggraeni dan Kapuspen Depdagri Saut Situmorang saat jumpa pers di Gedung Depdagri, Jakarta, Selasa. Johanis menjelaskan, saat kejadian, wasana praja (praja tingkat akhir) diberi izin bermalam di luar kampus, karena mereka memasuki hari akhir menjelang kelulusan. Izin diberikan sejak Sabtu (21/7) pukul 10.00 WIB dan harus kembali ke kampus Minggu (22/7) malam. Di tempat kejadian Mall Jatinangor Town Square, ada empat mahasiwa program pascasarjana IPDN (tiga putri dan satu putra) naik lift dari lantai satu. Ketika berada di lantai dua, ada enam pemuda termasuk Wendi masuk dalam lift dan ada upaya pelecehan dengan menempelkan badan ke praja putri yang sudah ada di dalam lift duluan. Satu praja putra berusaha melindungi temannya dan terjadi perkelahian di dalam lift. Saat lift terbuka, wasana praja putri itu berteriak minta tolong dan terlihat ada sejumlah praja. Karena solidaritas, mereka pun berniat melakukan pertolongan. "Karena jumlah praja lebih banyak, mereka lari dan yang tertinggal Wendi. Dia menjadi sasaran. Saat itu terjadi perkelahian, tidak benar dikeroyok. Ini ada pemicunya yaitu pelecehan seksual," kata Johanis. "Kami mengharapkan kasus ini dilihat secara objektif. Jadi selama ini kesannya Wendi dikeroyok, padahal tidak seperti itu. Kita ingin keseimbangan cerita," tambahnya. Mengenai status keprajaan, lanjut Johanis, sudah diproses secara hukum. Jika ada yang terbukti melanggar ketentuan keprajaan, maka yang bersangkutan tidak akan diperkenankan mengikuti wisuda. Pihak IPDN pun, telah membentuk tim untuk menginvestigasi tewasnya Wendi Budiman dan hasilnya dilaporkan ke Mendagri Ad Interim Widodo AS. Sebelumnya, beredar informasi bahwa Wendi Budiman meninggal dunia setelah dikeroyok oleh Praja IPDN di Pool Time Billiard Jatinangor Town Square (Jatos) Jatinangor, Sumedang pada Sabtu (21/7) malam sekitar pukul 22.30 WIB. Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, namun dalam masa perawatan tersebut, korban warga Kampung Ciawi, Cikeruh, Jatinangor, Sumedang itu meninggal dunia pada Minggu (22/7) akibat luka serius di bagian kepala dan sekujur tubuhnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007